PLTN Ditargetkan Beroperasi 2032, SDM RI Siap?

PLTN Ditargetkan Beroperasi 2032, SDM RI Siap?

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Jumat, 19 Jan 2024 17:23 WIB
Infografis PLTN Zaporizhzhia
Ilustrasi/Foto: Infografis detikcom/M Fakhry Arrizal

Oleh karena itu, salah satu langkah yang dilakukan BPSDM dalam mendorong kerja sama dengan pihak-pihak internasional. Meski demikian, bukan berarti Indonesia harus bergantung pada asing.

"PR- nya itu ada bagaimana kita bisa menyiapkan di internal. Key-nya ada di situ. Jadi bagaimanapun juga di internal ini kalau mau jadi tuan rumah di negara sendiri kita harus pinter. Karena nggak akan ada negara lain yang akan menjadikan negara lainnya lagi jadi lebih pinter atau kaya, nggak ada. Kalau kita sendiri nggak mau membangun dan meningkatkan negara kita sendiri. Dan ini kuncinya ada di SDM," pungkasnya.

Sebagai tambahan informasi, sebelumnya Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu mengatakan, PLTN baru beroperasi secara komersial pada tahun 2032. Targetnya, kapasitas PLTN bakal menjadi 9 gigawatt (gw) pada tahun 2060.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pengembangan tenaga nuklir direncanakan menjadi komersial pada tahun 2032 untuk meningkatkan keandalan sistem tenaga listrik. Kapasitasnya ditingkatkan menjadi 9 gw pada tahun 2060," katanya dalam RDP dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta Pusat, Rabu (15/11/2023).

Dalam rapat tersebut, Jisman menyebut pemerintah juga akan mengembangkan sumber energi bersih lainnya. Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), pemerintah bakal memanfaatkan waduk atau bendungan sebagai lokasi PLTS terapung. Ia menyebut potensinya bisa mencapai 14 gigawatt (GW).

ADVERTISEMENT

Lalu, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) akan ditingkatkan menjadi 21 GW melalui pengembangan teknologi, dan pengembangan sistem panas bumi non konvensional lainnya. Sementara Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) akan dioptimalkan dan disalurkan ke pulau-pulau yang menjadi pusat beban permintaan listrik.


(shc/ara)

Hide Ads