Simak! Ini Pandangan Tiga Kubu Capres-Cawapres soal Hilirisasi

Simak! Ini Pandangan Tiga Kubu Capres-Cawapres soal Hilirisasi

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Jumat, 26 Jan 2024 07:00 WIB
Tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka serta Ganjar Pranowo-Mahfud MD  berjabat tangan dan berfoto bersama usai mengikut debat Capres di Kantor KPU, Jakarta Pusat, selasa (12/12/2023).
Tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden/Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Sejumlah pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) memiliki pandangan terkait hilirisasi, khususnya nikel. Hilirisasi tengah menjadi topik yang hangat terutama usai debat cawapres terakhir.

Dewan Pakar Tim Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) Wijayanto Samirin menyebut larangan ekspor nikel mengembangkan monopoli. Sebab, nikel yang diolah nantinya dijual ke China.

Dia menerangkan, larangan ekspor nikel berarti nikel yang mau diekspor harus diolah di smelter. Sementara, smelter-smelter tersebut dikuasai China.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pelarangan ekspor itu artinya semua nikel kita kalau mau keluar negeri harus lewat smelter. Sementara smelter-smelter ini dikuasai oleh perusahaan dari negara tertentu, dari China," katanya dalam acara 'Dilema Hilirisasi Tambang: Dibatasi atau Diperluas?' di Jakarta, Kamis (25/1/2024).

Oleh karena itu, hasil olahan nikel itu pasti dikirim ke China. Artinya, kata dia, ada monopoli. "Dan hampir pasti nikel yang mereka proses itu akan diekspor ke China. Artinya apa? Artinya ada monopoli," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, larangan ekspor nikel memberikan dampak positif yakni mendorong hilirisasi. Namun, sisi negatifnya adalah mengembangkan monopoli.

"Nah pelarangan ekspor mineral mentah itu ada bagusnya karena mendorong hilirisasi, tetapi negatifnya adalah mengembangkan monopoli," ungkapnya.

Smelterisasi

Sementara, Wakil Sekretaris Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud, Hotasi Nababan mengatakan, salah satu mesin yang diandalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi adalah hilirisasi. Untuk nikel, kata dia, proses hilirisasi untuk menjadi baterai masih sangat panjang.

Ia lantas menyebut, apa yang terjadi sekarang bukanlah hilirisasi tapi smelterisasi. "Apa yang ada sekarang itu bukan hilirisasi menurut kami, masih smelterisasi," katanya dalam kesempatan yang sama.

Ia pun mengibaratkan, apa yang terjadi sekarang seperti memasak rendang. Saat ini, kata dia, masih dalam tahap merebus daging. "Smelter itu masih tahap pertama merebus dagingnya, belum meracik bumbu yang rumit, belum memasak yang rumit," katanya.

Menurutnya, perlu inovasi dan riset. Kemudian, perlu memaksa investor membagikan teknologinya agar bisa mencapai baterai. "Kita perlu kerja keras untuk inovasi, riset agak memaksa investor membagi teknologinya supaya sampai kita ke kanan," ujarnya.

Apa kata Tim Prabowo-Gibran? Cek halaman berikutnya.

Berikutnya, Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, Dradjad Wibowo membuktikan hilirisasi memberikan dampak yang besar pada perekonomian. Dia menyebut, hilirisasi sendiri telah dijalankan Indonesia pada kayu lapis.

"Pengalaman hilirisasi kayu lapis dan kertas/bubur kertas membuktikan keberhasilan hilirisasi menyediakan kesempatan kerja dalam jumlah besar," katanya.

Namun, hilirisasi yang telah dijalankan itu memberikan dua pelajaran penting. Pertama, tanpa hilirisasi Indonesia kehilangan kesempatan kerja, nilai ekonomi, devisa dan pemasukan negara dalam jumlah yang besar. Kedua, kelestarian harus dijamin dalam hilirisasi sumber daya alam terbarukan. Sementara, untuk yang tidak terbarukan hilirisasi harus dilakukan dalam koridor mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Dia menerangkan, perjalanan hilirisasi pada kayu lapis dimulai pada tahun 1970-an. Kemudian, pada 1980 keluar SKB tiga menteri yakni Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian, dan Menteri Pertanian.

Isi SKB ialah menyikapi kelangkaan pada kayu gelondongan. Waktu itu, kayu gelondongan masih boleh diekspor. Pada saat yang sama, Indonesia telah berinvestasi pada industri kayu lapis. Sehingga kapasitas terpakainya anjlok dari 50% menjadi 30%.

"Itu langsung mengambil tindakan melarang ekspor kayu gelondongan, ekspor kayu bulat, sehingga kemudian kita bisa melihat tren industri dan produksinya itu melejit. Kapasitasnya yang tadinya di bawah 1 juta, langsung melejit besar-besaran, produksi langsung melejit tinggi, mencapai puncaknya pada tahun 1992 itu sampai 10 juta m3. Itu puncak dari kayu lapis," terangnya.

Dia menuturkan rasio nilai ekonomi pra hilirisasi kayu lapis dan saat puncak kejayaannya naik sampai 40 kali lipat. Kemudian, devisa naik sampai 165 kali lipat. Saat masa kejayaannya, industri kayu lapis menyediakan 246 ribu lapangan kerja per tahun.

"Industri kayu lapis menyediakan 246 ribu lapangan kerja langsung per tahun," katanya.


Hide Ads