Sejumlah pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) memiliki pandangan terkait hilirisasi, khususnya nikel. Hilirisasi tengah menjadi topik yang hangat terutama usai debat cawapres terakhir.
Dewan Pakar Tim Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) Wijayanto Samirin menyebut larangan ekspor nikel mengembangkan monopoli. Sebab, nikel yang diolah nantinya dijual ke China.
Dia menerangkan, larangan ekspor nikel berarti nikel yang mau diekspor harus diolah di smelter. Sementara, smelter-smelter tersebut dikuasai China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pelarangan ekspor itu artinya semua nikel kita kalau mau keluar negeri harus lewat smelter. Sementara smelter-smelter ini dikuasai oleh perusahaan dari negara tertentu, dari China," katanya dalam acara 'Dilema Hilirisasi Tambang: Dibatasi atau Diperluas?' di Jakarta, Kamis (25/1/2024).
Oleh karena itu, hasil olahan nikel itu pasti dikirim ke China. Artinya, kata dia, ada monopoli. "Dan hampir pasti nikel yang mereka proses itu akan diekspor ke China. Artinya apa? Artinya ada monopoli," ujarnya.
Menurutnya, larangan ekspor nikel memberikan dampak positif yakni mendorong hilirisasi. Namun, sisi negatifnya adalah mengembangkan monopoli.
"Nah pelarangan ekspor mineral mentah itu ada bagusnya karena mendorong hilirisasi, tetapi negatifnya adalah mengembangkan monopoli," ungkapnya.
Smelterisasi
Sementara, Wakil Sekretaris Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud, Hotasi Nababan mengatakan, salah satu mesin yang diandalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi adalah hilirisasi. Untuk nikel, kata dia, proses hilirisasi untuk menjadi baterai masih sangat panjang.
Ia lantas menyebut, apa yang terjadi sekarang bukanlah hilirisasi tapi smelterisasi. "Apa yang ada sekarang itu bukan hilirisasi menurut kami, masih smelterisasi," katanya dalam kesempatan yang sama.
Ia pun mengibaratkan, apa yang terjadi sekarang seperti memasak rendang. Saat ini, kata dia, masih dalam tahap merebus daging. "Smelter itu masih tahap pertama merebus dagingnya, belum meracik bumbu yang rumit, belum memasak yang rumit," katanya.
Menurutnya, perlu inovasi dan riset. Kemudian, perlu memaksa investor membagikan teknologinya agar bisa mencapai baterai. "Kita perlu kerja keras untuk inovasi, riset agak memaksa investor membagi teknologinya supaya sampai kita ke kanan," ujarnya.
Apa kata Tim Prabowo-Gibran? Cek halaman berikutnya.