Kembangkan Pembangkit Panas Bumi, BUMN Tanzania 'Berguru' ke RI

Kembangkan Pembangkit Panas Bumi, BUMN Tanzania 'Berguru' ke RI

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Kamis, 01 Feb 2024 10:37 WIB
PLN
Foto: Dok. PLN
Jakarta -

PT PLN (Persero) memperluas kerja sama dengan BUMN asal Tanzania, Afrika Timur, Tanzania Electric Supply Co Ltd (TANESCO) dalam bidang ketenagalistrikan dan energi terbarukan di Afrika. Kerja sama tersebut dalam hal Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP).

TANESCO menindaklanjuti kerja sama dengan PLN pada sektor energi bersih khususnya PLTP. Hal ini juga sebagai tindak lanjut dari kesepakatan kerja sama kedua negara pada Agustus 2023.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, sebagai wujud kerja sama ini, pada Agustus 2023 lalu PLN dan TANESCO telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) yang disaksikan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo di Dar es salaam, Tanzania. Kerja sama ini juga sebagai bentuk ekspansi bisnis PLN di kancah global.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"PLN memiliki pengalaman dan success story yang dapat dibagikan dan diimplementasikan di Tanzania, terutama dalam hal pengelolaan sumber daya manusia, transformasi dan digitalisasi di sektor ketenagalistrikan. Untuk itu kami akan semaksimal mungkin pada kerja sama ini, karena keberhasilan PLN juga akan menjadi prestasi bagi Indonesia" kata Darmawan, dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (1/2/2024).

Darmawan menjabarkan, ada empat ruang lingkup kerja sama yang telah disepakati antara PLN dan TANESCO. Pertama, dukungan digitalisasi sesuai dengan kebutuhan di TANESCO, seperti digitalisasi pembangkitan, digitalisasi distribusi, dan penggunaan Super App yang mengadopsi penerapan PLN Mobile.

ADVERTISEMENT

Kedua, pengembangan utilitas core business di TANESCO yang mencakup Maintenance, Repair, and Operation (MRO) dan Kolaborasi co-investment. Ketiga, pengembangan utilitas non-core business di TANESCO seperti Power Quality Solutions dan Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan.

Lalu yang keempat, penyediaan Capacity Building dan pertukaran komprehensif melalui internship pegawai TANESCO ke PLN pada transformasi digital PLN dan sektor core business ketenagalistrikan.

"Selama 78 tahun, PLN telah melayani jutaan kehidupan di Indonesia. Kami memiliki rekam jejak pertumbuhan baik dalam pembangunan infrastruktur maupun penjualan listrik dengan kinerja keuangan yang sangat baik," ujarnya.

Darmawan menambahkan, kedua belah pihak juga berdiskusi terkait MoU sebelumnya, termasuk membahas keinginan TANESCO mengadaptasi transformasi digital PLN guna mengembangkan akselerasi TANESCO mencapai produksi 10.000 MW di tahun 2025 dan pengembangan PLTP sebagai base load.

"Pada pertemuan ke-5 ini, TANESCO ingin berdiskusi berbagai hal termasuk tentang investasi business to business yang tujuannya adalah untuk menjajaki potensi kerja sama, dengan ketertarikan pada energi terbarukan, khususnya pembangkit listrik tenaga panas bumi (geothermal)," kata Darmawan.

Sementara itu, Managing Director TANESCO Boniface Gissima Nyamo-Hanga menjelaskan, penguatan kerja sama antara TANESCO dan PLN merupakan kerja sama strategis kedua negara dalam mengejar target NZE. Tanzania saat ini menargetkan penambahan kapasitas pembangkit hingga 10.000 MW dan membutuhkan ruang kolaborasi.

"Kami merupakan negara yang sedang pesat dalam berkembang saat ini. Di satu sisi kami tahu bahwa kami punya potensi pengembangan energi bersih namun masih minim dalam pengembangan teknologi. Kami melihat PLN merupakan mitra yang sangat baik untuk mengembangkan teknologi terutama dalam transformasi digital dan pengembangan energi baru terbarukan," ujar Boniface.

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha mengatakan fasilitas pengembangan energi panas bumi di PLTP Gunung Salak yang dimiliki PLN Indonesia Power ini ditetapkan menjadi lokasi benchmarking Tanzania Electricity Supply Co. Ltd. (TANESCO) yang merupakan bagian dari kerjasama dengan PT PLN (Persero).

"Benchmarking fasilitas pengembangan panas bumi Indonesia Power ini sebagai tindaklanjut dari kerja sama antara PT PLN (Persero) dengan TANESCO dalam bisnis kelistrikan yang reliable dan sustainable di Tanzania," kata Edwin.

Menurut Edwin, TANESCO akan mempelajari langkah transformasi bisnis yang dilakukan PLN Indonesia Power, sehingga bisa diadopsi oleh TANESCO untuk membuat sistem kelistrikan di Afrika Timur, khususnya Tanzania lebih reliable dan sustainable.

Selain itu, Edwin mengungkapkan PLTP Gunung Salak ini menjadi tujuan benchmarking TANESCO tentunya karena keunggulan dari Unit Pembangkit yang mensuport sistem kelistrikan Istana Presidenan di Bogor. Selain telah mendapatkan Penghargaan Proper Emas, PLTP Gunung Salak juga menjalankan program beyond kWh melalui perdagangan karbon menggunakan VCUs atau Voluntary Carbon Unit.

Untuk diketahui TANESCO merupakan badan usaha milik negara (BUMN) Tanzania, perusahaan utilitas publik yang bertanggung jawab atas pembangkitan, transmisi, distribusi, dan penjualan listrik di Tanzania. Perusahaan ini menggunakan berbagai sumber energi, termasuk pembangkit listrik tenaga air, panas, dan gas.

"Ditetapkannya PLN Indonesia Power sebagai acuan TANESCO menjadi suatu kebanggaan tersendiri sebagai salah satu subholding PT PLN (Persero) terbesar dengan kapasitas 21.08 GW (gigawatt)," tutur Edwin.

Edwin menambahkan, kerja sama ini juga untuk mencapai cita-cita bersama menuju Net Zero Emission (NZE), dalam hal continuous improvement and the adoption of best practices berkontribusi pada keberlanjutan produksi energi panas bumi.

PLN Indonesia Power senantiasa menunjukkan wujud komitmennya dalam mendukung transisi energi di Indonesia. Hal itu terbukti melalui pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang mencapai 575 MW di Indonesia yang secara andal dikelola oleh Unit PLN IP UBP Kamojang. Dari jumlah 575 MW tersebut, PLN Indonesia Power berkontribusi sebesar 24% dari total energi Panas Bumi dalam sistem kelistrikan Indonesia.

Halaman 2 dari 2
(shc/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads