Program makan siang gratis dari calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menjadi sorotan publik belakangan ini. Sebab, program ini disebut-sebut akan memangkas subsidi energi.
Terkait kabar tersebut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyatakan, bahwa tidak ada kenaikan harga BBM dan tarif listrik. Arifin tak memberi keterangan lebih lanjut terkait pernyataannya tersebut.
"Jadi, tidak ada kenaikan BBM dan listrik. Sekarang ini belum ada wacana kenaikan BBM dan listrik. Itu sudah menjawab kan," katanya usai Rapat Kabinet Paripurna, di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (26/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Eddy Soeparno, menjelaskan banyak pihak salah paham terkait sumber dana program makan siang gratis. Ia menyebut yang akan dilakukan bukanlah memangkas subsidi energi, melainkan efisiensi penyaluran subsidi yang dapat menekan anggaran.
"Gini, dari tadi saya salah dikutip terus loh, dan saya sudah perbaiki. Gini ya, jadi subsidi energi itu nilainya tahun lalu Rp 500 triliun, tahun ini Rp 350 triliun. Terbesar dari subsidi energi itu adalah untuk Pertalite sama LPG 3 kg, yang mana 80% penggunanya adalah masyarakat mampu," kata Eddy saat dihubungi detikcom, Jumat (16/2).
"Kalau datanya kita perbaiki, kalau tata kelolanya kita perbaiki, otomatis kan berkurang nilai subsidinya karena bisa langsung kita alokasikan kepada mereka yang berhak. Bukan mereka yang mampu (mendapat subsidi energi) jadinya, jadi mereka yang berhak," sambungnya lagi.
Untuk itu dirinya kembali menekankan pihak Prabowo-Gibran tidak memiliki keinginan untuk memangkas jumlah subsidi energi, apalagi subsidi BBM seperti yang banyak diisukan.
"Jadi tidak ada kata-kata 'memangkas' (subsidi), tidak ada intensi (keinginan) memangkas. Jadi kita melakukan evaluasi terhadap subsidi energi agar diberikan kepada mereka yang berhak, sehingga tepat sasaran," tegas Eddy.
(acd/ara)