Bos PLN Sebut Ada Penambahan Pembangkit 80 GW hingga 2040, Mayoritas dari EBT

Bos PLN Sebut Ada Penambahan Pembangkit 80 GW hingga 2040, Mayoritas dari EBT

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Rabu, 06 Mar 2024 15:34 WIB
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo (Foto: Agung Pambudhy/detikcom)
Jakarta -

Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo memberikan bocoran terkait draft Rencana Umum Ketenagalistrikan (RUKN) terbaru. Darmawan menjelaskan, sebelumnya RUKN tidak 'akur' atau tidak selaras dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).

Dia bercerita, pihaknya telah berdiskusi dengan pemerintah. Dia bilang, pemikirannya dengan pemerintah sama, bahwa bumi semakin memanas dan semua pihak berusaha mengurangi emisi gas rumah kaca. Namun, listrik tetap harus terjangkau.

RUKN dan RUPTL pun diakurkan. Menurut Darmawan diskusi terkait hal tersebut berjalan dengan baik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah, begitu akur dot com, maka diskusinya di puncak itu renyah sekali, dan berakhir dengan joget Pamer Bojo ini semuanya. Joget semuanya dalam suasana kegembiraan. Nah, karena RUKN dengan RUPTL ini akur Bapak-Ibu, Bapak-Ibu ingin mendengar ya, barangkali bocorannya sedikit seperti apa," katanya dalam acara Road to PLN Investment Days 2024, di Jakarta, Rabu (6/3/2024).

Darmawan pun kemudian mengungkap bocoran RUKN tersebut. Dia menyebut, sampai tahun 2040 terdapat penambahan pembangkit sekitar 80 gigawatt (GW) di mana sebanyak 75% berbasis energi baru terbarukan (EBT).

ADVERTISEMENT

"25%-nya adalah berbasis pada gas," sambung Darmawan.

Ia melanjutkan, perencanaan pembangkit berbasis batu bara sudah dilarang. Oleh karena itu, beban listrik dasar (base load) hanya ada tiga yakni gas, hidro dan geothermal.

"Nah, di sini juga mari kita diskusikan untuk base load-nya. Karena ada Perpres tentang EBT 2 tahun lalu, sudah melarang untuk masuk RUPTL, yaitu perancangan dari pembangkit listrik berbasis pada batubara. Jadi, baseloadnya hanya 3, gas, hidro, dan ada juga geothermal," katanya.

(acd/das)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads