Luhut Buka Suara Respons Kasus Korupsi Timah

Luhut Buka Suara Respons Kasus Korupsi Timah

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Kamis, 04 Apr 2024 17:33 WIB
Menko Luhut Binsar Pandjaitan
Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Jakarta -

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan buka suara terkait kasus korupsi tata niaga timah wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk tahun 2015-2022.

Diketahui, kasus ini tengah mendapat sorotan publik lantaran melibatkan crazy rich Helena Lim dan suami Sandra Dewi yakni Harvey Moeis. Ditaksir nilai kerugian lingkungan akibat kasus ini mencapai Rp 271 triliun.

Luhut menilai, kasus ini menjadi pembelajaran besar, khususnya dalam hal mengembangkan sistem digitalisasi untuk pendataan di sektor pertambangan, yaitu SIMBARA (Sistem Informasi Mineral dan Batubara).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya sangat menyayangkan praktik kasus korupsi timah yang terjadi kali ini, mengingat kami sedang menyempurnakan SIMBARA sehingga mampu mengintegrasikan seluruh data pertambangan di Indonesia. Tetapi hal ini sekaligus menjadi pembelajaran bagi kami semua untuk segera merampungkan digitalisasi satu data minerba tersebut,"kata Luhut, melalui unggahan pada akun Instagram @luhut.pandjaitan, dikutip Kamis (4/4/2024).

"Kasus timah ini memang pembelajaran buat kita semua. Jujur mungkin kita agak terlambat dalam mendigitalisasi hampir semua dengan SIMBARA," sambung Luhut.

ADVERTISEMENT

Luhut mengatakan, pihaknya akan mendorong seluruh kementerian/lembaga (KL) agar mengintegrasikan sistem ke dalam SIMBARA. Hal ini seperti yang dilakukan untuk komoditas batubara, sehingga hasilnya data batubara di Indonesia menjadi lebih transparan.

"SIMBARA ini telah berhasil kita lakukan untuk batubara sehingga batu bara kita tahu persis asalnya dari mana, jumlahnya berapa, region dan seterusnya kita tahu. Dengan begitu kita dapat menarik pajaknya dan royaltinya dgn benar. Karena dia tidak bisa ekspor tanpa melakukan itu semua. Jadi itu semua dilakukan secara otomatis," jelasnya.

Saat ini, pemerintah sendiri tengah berfokus dalam mengintegrasikan data-data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ke dalam sistem SIMBARA/ Rencananya, dalam waktu dekat komoditas timah juga akan diikutsertakan di dalamnya, menyusul batu bara.

"Sekarang saya sedang mengejar di ESDM supaya di ESDM semuanya selesai. Untuk itu nanti kita akan masukan itu segera Timah masuk ke dalam sistem ini." ujar dia.

"Timah masuk ke sistem ini kita bisa men-trace asalnya timah dari mana, tempat yang benar nggak, kalau sudah tempat benar, sudah bayar pajak belum, bayar royalti belum," sambungnya.

Menurutnya, langkah ini menjadi salah satu kunci dalam mengoptimalkan penerimaan negara. Pasalnya, perusahaan terkait tidak akan dapat melakukan aktivitas ekspor apabila tidak memenuhi segala kewajibannya yang akan terdata lewat SIMBARA.

"Karena ini berdampak pada penerimaan negara. Karena seperti batu bara itu kalau saya nggak salah hampir 40% naik penerimaan negara karena nggak bisa main-main lagi. Dan secara otomatis sistem ini juga dia bisa mem-block, dia (perusahaan) nggak bisa ekspor kalau belum menyelesaikan kewajiban-kewajiban," pungkasnya.

(shc/hns)

Hide Ads