Anggaran Subsidi BBM Bisa Jebol Gegara Dampak Perang Iran Vs Israel

Anggaran Subsidi BBM Bisa Jebol Gegara Dampak Perang Iran Vs Israel

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Selasa, 16 Apr 2024 12:24 WIB
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji.
Foto: Achmad Dwi/detikcom
Jakarta -

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji memperkirakan, perang Iran-Israel membuat harga minyak dunia naik sekitar US$ 5-10 per barel. Jika harga minyak saat ini US$ 90 per barel, maka perang bisa membuat harga minyak mendekati angka US$ 100 per barel.

Dengan kenaikan harga US$ 5-10 per barel, Tutuka mengatakan, bisa berdampak pada kenaikan penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Namun, dia mengatakan, kenaikan anggaran subsidi akan lebih besar.

"Sebetulnya memang kalau demikian PNBP-nya naik, tapi subsidinya lebih besar daripada itu. Subsidi LPG itu besar, kemudian solar itu yang besar, jadi lebih besar kenaikan untuk nambah subsidi daripada penerimaan PNBP yang harus diperhitungkan," katanya di Kementerian ESDM Jakarta, Selasa (16/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski demikian, Tutuka mengatakan, pemerintah belum berencana untuk menaikkan harga BBM untuk mengantisipasi beban subsidi. Dia mengatakan, pihaknya akan bertahap dalam mengambil kebijakan.

Meski demikian, pihaknya melakukan berbagai kesiapan untuk kemungkinan terburuk.

ADVERTISEMENT

"Belum, sampai saat ini belum. Kalau menurut saya lebih baik kita step by step dalam hal kebijakan. Dalam preparacy kemungkinan terburuk kita lakukan, tapi dalam kebijakan, keputusan kalau menurut saya jangan cepat-cepat karena kalau saat ini kami memandang itu spike, kalau spike tidak perlu direspons segera," terangnya.

Simak juga Video 'Komisi I DPR Minta Pemerintah Jadi Penengah Perang Iran dan Israel':

[Gambas:Video 20detik]



(acd/rrd)

Hide Ads