Pembangkit Listriknya Dihancurkan Rusia, Ukraina Jadi Sering Mati Lampu

Pembangkit Listriknya Dihancurkan Rusia, Ukraina Jadi Sering Mati Lampu

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Sabtu, 27 Apr 2024 18:45 WIB
The Kyiv City State Administration building with a banner demanding the release of Mariupol defenders is photographed during a nightly curfew in Kyiv, Ukraine, Tuesday, July 11, 2023. (AP Photo/Jae C. Hong)
Ilustrasi/Foto: AP/Jae C. Hong
Jakarta -

Militer Rusia terus melancarkan serangan rudal penghancur ke berbagai fasilitas pembangkit listrik milik Ukraina. Kondisi ini membuat negara itu mengalami kondisi darurat energi hingga perlu melakukan pemadaman berkala alias 'mati lampu' di sejumlah daerah.

Melansir dari Reuters, Sabtu (27/4/2024), terbaru serangan rudal Rusia ini telah mengenai salah satu fasilitas pembangkit listrik milik perusahaan swasta DTEK. Serangan itu merusak sejumlah peralatan dan melukai setidaknya satu pekerja.

"Musuh (Rusia) kembali menembaki fasilitas energi Ukraina secara besar-besaran. Peralatan listrik perusahaan rusak parah. Saat ini, para pekerja sedang berusaha mengatasi dampak serangan tersebut," kata DTEK dalam sebuah pernyataan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melalui aplikasi pesan Telegram, Menteri Energi Ukraina German Galushchenko mengatakan sejauh ini Rusia terus menargetkan wilayah-wilayah penghasil energi seperti Dnipropetrovsk di Ukraina tengah dan wilayah barat Lviv hingga Ivano-Frankivsk.

Di sisi lain, Komandan Angkatan Udara Ukraina mengatakan Rusia telah melancarkan serangan gabungan menggunakan total 34 rudal jelajah dan balistik. 21 rudal di antaranya berhasil ditembak jatuh oleh pertahanan udara Ukraina dan sisanya jatuh menghancurkan sejumlah fasilitas pembangkit listrik mereka.

ADVERTISEMENT

Disebutkan sejak 22 Maret kemarin pasukan Rusia memang telah meningkatkan intensitas serangan mereka terhadap sektor listrik Ukraina. Para tentara itu menyerang pembangkit listrik tenaga panas dan air serta infrastruktur energi lainnya hampir setiap hari.

Akibatnya Ukraina telah kehilangan sekitar 80% pembangkit listrik tenaga panas mereka dan sekitar 35% kapasitas pembangkit listrik tenaga airnya. Kondisi ini juga memaksa negara itu untuk segera beralih ke impor listrik darurat.

Meskipun saat ini negara itu tengah memasuki musim semi sehingga keperluan energi tidak sebanyak saat musim dingin, namun Ukraina tetap mengalami defisit listrik dan pemerintah harus memberlakukan pemadaman listrik terjadwal di beberapa wilayah.

(eds/eds)

Hide Ads