Bos Pertamina Ungkap Strategi Genjot Produksi Migas & Tekan Emisi Karbon

IPA Convex 2024

Bos Pertamina Ungkap Strategi Genjot Produksi Migas & Tekan Emisi Karbon

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 14 Mei 2024 15:05 WIB
Dirut Pertamina di IPA Convex 2024.
Foto: Aulia Damayanti/detik.com
Jakarta -

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkapkan strateginya sebagai BUMN di bidang energi dalam menggenjot ketahanan energi dalam negeri, sembari menekan emisi karbon. Karena seperti diketahui pemerintah Indonesia memiliki target mencapai nol emisi karbon pada 2060.

"Kami mencoba mengadopsi transisi energi secara bertahap dan menyusun perencanaan strategis yang kami sebut sebagai strategi pertumbuhan ganda. Jadi kami menyeimbangkan ketahanan energi melalui penguatan bisnis kami yaitu minyak dan gas dan juga kami meningkatkan pengembangan bisnis rendah karbon untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060," kata dia dalam Plenary Session di The 48th IPA Convention & Exhibition (IPA Convex 2024), di ICE BSD City, Tangerang, Selasa (14/5/2024).

Untuk menggenjot produksi migas dalam negeri, Nicke berkomitmen untuk mengurangi ketergantungan pada minyak mentah. Apalagi Indonesia sendiri masih dominasi impor untuk kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) dan gas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kita akan menambah alokasi kita, kita akan menambah aktivitas hulu kita untuk meningkatkan produksi kita dari sekarang Indonesia 700 menjadi dua kali lipat dalam lima tahun ke depan. Kami juga akan menambah kapasitas kilang untuk mengurangi impor bahan bakar dan meningkatkan standar kualitas produk serta LPG kami," jelasnya.

Nicke mengungkap pihaknya mengimpor sekitar 85% LPG. Ke depan ditargetkan Pertamina akan mengganti LPG tersebut dengan gas.

ADVERTISEMENT

Pihaknya percaya gas akan berguna untuk meninggalkan ketergantungan pada energi fosil ke energi terbarukan.

"Jadi di sinilah Pertamina dapat mendukung ketahanan energi, keterjangkauan energi, aksesibilitas energi, serta keberlanjutan energi. Dan kami yakin masih banyak potensi keberlanjutan di Indonesia, kami dapat meningkatkan program bioenergi, biodiesel, biogasoline, bahan bakar penerbangan berkelanjutan, dan juga carbon offsetting seperti natural base solution dan CCUS," pungkasnya.

(ada/rrd)

Hide Ads