Malaysia Bakal Potong Subsidi Solar, 'APBN' Hemat Rp 13,6 T

Malaysia Bakal Potong Subsidi Solar, 'APBN' Hemat Rp 13,6 T

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Rabu, 22 Mei 2024 08:55 WIB
SPBU Petronas di Kuala Lumpur, Malaysia (AP Photo/Joshua Paul)
Foto: AP/Joshua Paul
Jakarta -

Pemerintah Malaysia berencana akan memotong subsidi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar. Langkah ini diproyeksikan mampu menghemat hingga 4 miliar ringgit atau sekitar Rp 13,6 triliun (kurs Rp 3.400).

Melansir Reuters, Rabu (22/5/2024), rencana tersebut diumumkan oleh Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim pada Selasa kemarin. Pemangkasan subsidi ini dilakukan dalam rangka meningkatkan posisi fiscal negara.

Malaysia menggelontorkan subsidi untuk berbagai jenis produk mulai dari bahan bakar, minyak goreng, hingga beras. Namun kenaikan harga komoditas telah menyebabkan kenaikan biaya dalam beberapa tahun terakhir, hingga membebani kas pemerintah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berkaca dari kondisi tersebut, Anwar pun telah berulang kali mengumumkan rencana peralihan dari subsidi menyeluruh ke sistem yang ditargetkan, terutama membantu kelompok berpenghasilan rendah.

Nantinya, penghematan dari pemotongan subsidi dapat disalurkan kembali kepada mereka yang membutuhkan, termasuk bantuan tunai kepada pemilik kendaraan diesel yang memenuhi syarat seperti petani padi dan pedagang kecil.

ADVERTISEMENT

"Saya mengingatkan bahwa subsidi apa pun yang ditargetkan tidak boleh membebani sebagian besar masyarakat," kata Anwar dalam pidato yang disiarkan televisi.

Anwar menambahkan, reformasi subsidi solar hanya akan melibatkan konsumen di Semenanjung Malaysia. Namun, ia tidak memberikan tanggal pasti kapan pemotongan subsidi akan berlaku, dan mengatakan rincian lebih lanjut akan diumumkan kemudian.

Berdasarkan anggaran tahun 2024, Malaysia sendiri diproyeksikan menghabiskan 52,8 miliar ringgit atau sekitar Rp 179,5 triliun untuk subsidi dan bantuan sosial tahun ini. Angka tersebut turun dari perkiraan 64,2 miliar ringgit atau sekitar Rp 218,28 triliun pada tahun 2023.

Rencana pengetatan subsidi ini terjadi ketika Malaysia berupaya menerapkan reformasi ketenagakerjaan dan mengatasi stagnasi upah di tengah kenaikan harga. Anwar sebelumnya mengumumkan kenaikan gaji PNS sebesar 13% mulai bulan Desember. Pada Selasa kemarin ia juga berjanji untuk menerapkan usulan kebijakan upah progresif dan langkah-langkah lain untuk meningkatkan pendapatan.

Anwar mengatakan pajak keuntungan modal atas pelepasan saham yang tidak terdaftar dan pungutan baru lainnya yang diperkenalkan tahun ini akan menghasilkan peningkatan pendapatan pajak sekitar 4,5 miliar ringgit, sementara reformasi subsidi listrik diharapkan menghasilkan penghematan sekitar 4 miliar ringgit.

Inflasi diperkirakan akan meningkat setelah penghapusan subsidi menyeluruh. Bank sentral Malaysia memproyeksikan inflasi umum akan berkisar antara 2% dan 3,5% tahun ini, dibandingkan dengan 2,5% pada tahun 2023, setelah memperhitungkan rencana subsidi dan penyesuaian pengendalian harga.

Smenetara itu, Malaysia mencatat pertumbuhan sebesar 3,7% pada tahun 2023, turun tajam dari angka tertinggi dalam 22 tahun sebesar 8,7% pada tahun 2022. Pada kuartal pertama, perekonomian tumbuh sebesar 4,2%, mengalahkan perkiraan para analis yang didukung oleh belanja rumah tangga yang lebih tinggi dan pemulihan ekspor.

Lihat juga Video: Kisah Pilu 7 Calon TKI Niat Perbaiki Nasib di Malaysia Berujung Ditipu

[Gambas:Video 20detik]




(shc/rrd)

Hide Ads