Rugi Rp 450 M, PT Timah Bakal Ambil Alih Tambang Ilegal

Rugi Rp 450 M, PT Timah Bakal Ambil Alih Tambang Ilegal

Retno Ayuningrum - detikFinance
Kamis, 23 Mei 2024 11:15 WIB
Penambangan timah ilegal di Bangka Belitung (Babel) Indonesia sudah berlangsung puluhan tahun. Kegiatan terlarang ini belum bisa diatasi padahal merusak lingkungan. Praktik pertambangan timah ilegal di provinsi Bangka Belitung (Babel) sangat marak. Tak hanya di darat, penambangan ilegal juga terjadi di laut, dan jumlahnya sangat banyak. Mereka menggunakan alat-alat dan kapal ala kadarnya.  Istimewa/Dok PT Timah.
Ilustrasi tambang timah ilegal/Foto: Istimewa/dok PT Timah
Jakarta -

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah membuat skema pemulihan PT Timah (Persero) Tbk yang mengalami kerugian. Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo.

Pria yang akrab disapa Tiko ini mengatakan salah satu skemanya dengan mengambil alih tambang-tambang liar yang beroperasi di atas lahan PT Timah Tbk.

"Itu skema untuk mulai mengambil alih PT Timah lagi yang diambil penambang-penambang liar," kata Tiko saat ditemui di Balai Kartini, Jakarta, dikutip Rabu (23/5/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Tiko menjelaskan hal ini dilakukan untuk mengurangi kerugian PT Timah yang sebelumnya merugi Rp 449 miliar sepanjang tahun 2023. Dengan merebut kembali lahan tambang, PT Timah Tbk diharapkan dapat meningkatkan produksi jauh lebih besar.

"Supaya kita untuk produksi lebih besar lagi ke depan," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, Direktur Utama (Dirut) PT Timah Tbk Ahmad Dani Virsal blak-blakkan perusahaannya saat ini mencatatkan kerugian hingga Rp 450 miliar. Biang kerok kerugian tersebut, menurut Ahmad terjadi karena harga timah di pasar global tengah mengalami penurunan.

Alhasil, pendapatan dari penjualan perusahaan juga ikut turun. Pada saat yang sama, produksi PT Timah juga disebut Ahmad mengalami penurunan. Belum lagi beban operasional perusahaan masih tetap tinggi

"Bebannya tetap, peak cost-nya tetap tapi pendapatan kita jauh menurun karena produksinya juga jauh menurun. Produksi menurun ditambah parah lagi harga jual timah juga menurun sehingga pendapatan itu jomplang jauh sekali," ujar Ahmad dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR, Selasa (2/4/2024).

Dalam paparannya, tercatat produksi bijih timah PT Timah pernah mencapai 24.670 ton di tahun 2021, kemudian turun di tahun 2022 menjadi hanya 20.079 ton. Di tahun 2023 produksi bijih timah menyentuh titik terendah di angka 14.855 ton saja.

Sementara itu, untuk produksi logam timah tercatat mencapai 26.465 metrik ton di tahun 2021, kemudian turun jauh di 2022 menjadi 19.825 metrik ton saja. Paling rendah di 2023 produksi logam timah cuma mencapai 15.340 metrik ton.

(eds/eds)

Hide Ads