.webp)
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) melaporkan jumlah konsumsi Jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) Khusus Penugasan (JBKP) alias Pertalite serta Jenis BBM Tertentu (JBT) atau Solar Subsidi sudah mencapai 30% dari total kuota yang ditetapkan pada 2024.
Kepala BPH Migas, Erika Retnowati, awalnya menjelaskan sampai April 2024, realisasi JBKP sudah mencapai 10 juta kiloliter (KL) atau 31,36% dari kuota yang dialokasikan pemerintah.
"Mengacu realisasi penyaluran 2023, kuota JBKP di 2024 ditetapkan sebesar 31,7 juta kiloliter, sedikit lebih rendah dari kuota 2023 sebesar 32,56 juta kiloliter," kata Erika dalam Rapat Dengan Pendapat bersama Komisi VII di Komplek DPR RI, Senayan Jakarta Pusat, Senin (27/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Erika kemudian menjelaskan, bahwa tingkat konsumsi JBT Solar Subsidi sudah mencapai 5,57 juta KL atau 300,12% dari total kuota yang ditetapkan sampai akhir 2024. Jumlahnya mencapai 18,49 juta KL.
Oleh sebab itu agar tidak terjadi fenomena over quota, Erika mengatakan bahwa pemerintah mencadangkan sebanyak 1 juta KL kuota JBT solar subsidi.
"Pencadangan kuota JBT minyak solar sebesar kurang lebih 1 juta kiloliter untuk pengendalian agar tidak terjadi over quota di akhir tahun dan agar BBM bersubsidi didistribusikan sesuai kebutuhan," jelasnya.
Selain JBT Solar yang kuotanya telah ditetapkan dalam Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Erika kemudian menjelaskan bahwa BPH Migas juga telah menetapkan, mengatur, dan mengawasi Pertalite.
Sampai April 2024, realisasinya pun sudah mencapai 31,64% dari kuota yang ditetapkan pemerintah.
"Sampai April, realisasi JBKP sebesar 10 juta KL atau 31,63% dari kuota yang dialokasikan 31,60 juta kiloliter," imbuhnya.
(rrd/rir)
