RI Bisa Untung Rp 12 T 'Sulap' Minyak Jelantah Jadi Avtur

RI Bisa Untung Rp 12 T 'Sulap' Minyak Jelantah Jadi Avtur

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 29 Mei 2024 14:28 WIB
Pengisian bahan bakar Pertamina SAF di pesawat Garuda
Pengisian bahan bakar Pertamina SAF di pesawat Garuda/Foto: dok. Pertamina
Jakarta - Bahan bakar pesawat ramah lingkungan alias Sustainable Aviation Fuel (SAF) sedang dikebut pengembangannya di Indonesia. Saat ini Pertamina, menjadi pihak yang terdepan dalam pengembangan itu.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Pertamina sudah berhasil melakukan uji coba SAF. Penjualan SAF di dalam negeri dan ekspor bisa menghasilkan keuntungan lebih dari Rp 12 triliun.

"Yang tak kalah penting adalah penciptaan nilai ekonomi melalui kapasitas produksi kilang-kilang biofuel Pertamina, diestimasikan bahwa penjualan SAF secara domestik dan ekspor dapat menciptakan keuntungan lebih dari Rp 12 triliun per tahunnya," ungkap Luhut dalam pernyataan di akun Instagram resminya @luhut.pandjaitan, Rabu (29/5/2024).

Luhut menyampaikan avtur ramah lingkungan yang dikembangkan di dalam negeri itu akan memaksimalkan minyak jelantah atau minyak kelapa sawit bekas masak.

Pertamina, kata Luhut, sudah melakukan uji coba statis yang sukses untuk produk SAF pabrikan dalam negeri. Produksi avtur ramah lingkungan itu telah diuji coba untuk digunakan pada mesin jet CFM56-7B.

Maka dari itu dia percaya diri SAF yang diproduksi Pertamina ini sudah siap untuk digunakan pada pesawat komersil secara masif dan meluas. "Hal ini membuktikan bahwa produk mereka layak digunakan pada pesawat komersil," beber Luhut.

Berdasarkan data IATA, Indonesia diprediksi menjadi pasar aviasi terbesar keempat di dunia dalam beberapa dekade ke depan. Asumsi kebutuhan bahan bakar untuk pesawat sendiri diprediksi mencapai 7.500 ton liter hingga 2030.

Seiring meningkatnya aktivitas penerbangan, emisi karbon yang dihasilkan juga akan terus bertambah. Oleh karena itu, intervensi untuk mengurangi emisi karbon menjadi penting. Maka dari itu, kebutuhan bahan bakar pesawat di Indonesia rencananya diisi juga dengan avtur SAF yang ramah lingkungan. (hal/ara)


Hide Ads