Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyatakan, raksasa minyak dan gas bumi (migas) Rusia, Zarubezhneft (ZN) berjanji untuk melakukan divestasi di Blok Tuna tahun ini. Dengan demikian, proyek migas di blok tersebut bisa berjalan.
"Jadi kan ZN harus divestasi, yaitu mengganggu proyeknya, karena itu ZN sudah janji dia tahun ini dia akan bisa menyelesaikan divestasi," katanya di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Kamis (6/6/2024).
Sejalan dengan itu, dia mengatakan, mitra ZN di Blok Tuna yakni Harbour Energy Group telah melakukan sejumlah langkah agar proyek bisa berjalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sambil ZN melaksanakan divestasi, Harbour juga sudah melaksanakan FEED dan beberapa proses-proses pengadaan yang dibutuhkan," katanya.
Untuk diketahui, ZN akan melepas hak partisipasi di Blok Tuna imbas sanksi dari negara-negara Barat. Oleh karena itu, Premier Oil Tuna BV yang merupakan anak usaha Harbour Energy Group mencari mitra baru.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji menyebut, banyak perusahaan berminat masuk ke Blok Tuna usai ditinggal raksasa migas Rusia, Zarubezhneft. Meski banyak peminat, Tutuka menyebut belum ada perusahaan yang serius masuk ke blok tersebut.
"Blok Tuna juga masih banyak tapi belum ada yang serius mau sampai tanda tangan kontrak sampai komersialisasi. Kalau buka data room sudah tapi belum ada yang serius, belum ada yang serius betul masuk komersialisasi, masih proses," katanya di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Senin (12/2).
(acd/ara)