PT Pertamina (Persero) mencatat laba bersih US$ 4,44 miliar atau Rp 72 triliun (kurs Rp 16.300) pada 2023. Laba tersebut tumbuh 17% jika dibanding tahun sebelumnya yakni US$ 3,81 miliar.
Namun demikian, Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini mengatakan, laba total Pertamina sebenarnya Rp 72 triliun.
"Kita berhasil membukukan laba bersih meningkat dari tahun 2022 sebesar US$ 3,81 miliar menjadi US$ 4,44 miliar atau ekuivalen Rp 62 triliun, ini untuk laba entitas induk, kalau laba total sebetulnya sekitar Rp 72 triliun," katanya dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Jakarta Pusat, Rabu (12/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, kinerja Pertamina dibayangi dengan kondisi yang tidak menentu. Ketidakpastian itu berasal dari melemahnya nilai tukar dan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP).
"Parameter utama terkait kinerja 2023 sangat dipengaruhi kondisi parameter global yang sangat tidak menentu," katanya.
Namun begitu, dia mengatakan, kinerja operasional Pertamina terus meningkat. Hal itu terlihat dari meningkatnya produksi minyak dan gas bumi (migas) 8% menjadi 1,044 juta barel setara minyak per hari.
"Jadi Pertamina tetap tumbuh dan meraih kinerja positif di tengah situasi global yang serba uncertain dan di tengah parameter ICP menurun namun kinerja dan profitabilitas Pertamina tetap meningkat," katanya.
Simak juga Video: Respons Jokowi soal Luhut Minta Pertamina Akuisisi Perusahaan di Brasil