Indonesia berencana mengembangkan pembangkit nuklir. Pemerintah telah menjalin komunikasi dengan sejumlah negara.
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengatakan, pihaknya telah berkomunikasi dengan Rusia. Pemerintah juga menjalin komunikasi dengan Jepang, Korea Selatan, hingga Amerika Serikat (AS).
"(Rusia) kan sudah panjang sih, kita juga memang komunikasi tidak hanya dengan Rusia, kita juga komunikasi dengan Jepang, kita juga komunikasi dengan Korea, kita juga komunikasi dengan Amerika, ya dibuka saja semua, nanti pada saatnya kan kita pilih yang terbaik," katanya di Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas), Jakarta Selatan, Jumat (14/6/2024).
Dari sisi penerimaan masyarakat terhadap pembangkit nuklir, Dadan menyebut telah mencapai 60% pada empat tahun lalu. "Kalau nggak salah dari sisi penerimaan sudah di atas 60% itu posisi empat tahun yang lalu," katanya.
Menurut Dadan, Indonesia masih belum memenuhi dua syarat untuk mengembangkan pembangkit nuklir, yakni pembentukan organisasi pelaksanaan program energi nuklir atau Nuclear Energy Program Implementing Organization (NEPIO) dan pernyataan resmi pemerintah.
"Jadi secara persyaratan yang ada 16 itu kita sisa 2 NEPIO sama go nuklir. Pemerintah itu harus menyatakan kita go nuklir apakah ada Perpres atau apa ini kan belum, sama NEPIO sedang dibahas bolak-balik," katanya.
(acd/ara)