Bos Pertamina Buka-bukaan Strategi Bikin Kinerja Moncer di 2023

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Minggu, 23 Jun 2024 20:30 WIB
Foto: Dok. Pertamina
Jakarta -

PT Pertamina (Persero) mencatatkan kinerja keuangan moncer selama tahun 2023. Perusahaan minyak dan gas (migas) pelat merah itu mencatatkan laba total sebesar US$ 4,77 miliar atau sekitar Rp 78,2 triliun (asumsi kurs Rp 15.255 per US$).

Perolehan laba tersebut naik 17% dibandingkan tahun 2022. Kinerja positif ini ditopang oleh transformasi digitalisasi dan inovasi riset teknologi.

Melalui kedua terobosan ini, Pertamina mampu membukukan kinerja positif di hampir seluruh lini bisnis. Bahkan, perusahaan sempat tercatat sebagai perusahaan terbesar ketiga se-Asia Tenggara versi Fortune 500 South East Asia.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkapkan digitalisasi serta riset teknologi menjadi kunci utama meningkatnya kinerja Pertamina. Dengan digitalisasi, Pertamina bisa mengelola bisnis dari hulu ke hilir secara terintegrasi.

"Kita sudah mulai menggunakan AI untuk mengolah dan analisa data secara lebih cepat sehingga pengambilan keputusan bisa dilakukan dengan akurat," ujar Nicke dalam keterangan resminya, Minggu (23/6/2024).

Pihaknya juga mengembangkan riset dan teknologi untuk meningkatkan produk bernilai tinggi. Pertamina menguasai 24% sektor hulu dengan kontribusi terhadap produksi minyak 69% dan Gas 34%. Pengelolaan ribuan sumur dilakukan dengan digitalisasi dan sudah terkoneksi hingga ke hilir.

Tahun 2023, Subholding Upstream Pertamina berhasil meningkatkan produksi migas sebesar 8%. Selain itu, Pertamina juga terus meningkatkan cadangan migas baru baik dari blok migas eksisting maupun blok migas baru.

"Ini luar biasa, untuk meningkatkan produksi migas, Pertamina melakukan pengeboran sebanyak 800-an sumur baru. Karena itu, 62% investasi Pertamina dilakukan di upstream," imbuh Nicke.

Kinerja cemerlang juga ditunjukkan sektor pengolahan, Subholding Refining & Petrochemical Pertamina terus menjaga produktivitas kilang dengan kapasitas 1,02 juta barel per hari. Kinerja ini menjadi luar biasa, karena sepanjang tahun 2023 operasional kilang berjalan tanpa pemberhentian operasi yang tidak direncanakan (Unplanned Shutdown).

"Ini bukan sesuatu yang tiba-tiba, tapi proses selama lima tahun dimana Pertamina telah melakukan revamping kilang," papar Nicke.

Pertamina juga telah menjalankan 9 (sembilan) proyek peningkatan produktivitas, efisiensi energi dan menambah kapasitas kilang.

Di hilir, tambah Nicke, dengan digitalisasi Subholding Commercial & Trading Pertamina berhasil mengendalikan kuota BBM dan LPG bersubsidi dan meningkatkan penjualan BBM Non Subsidi sebesar 2% yang sebagian besar adalah industri.

"Artinya ini produktif mendorong industri untuk tumbuh lebih baik," tandas Nicke.

Untuk bisnis pengangkutan, Integrated Marine & Logistic Subholding Pertamina telah mengoperasikan 760 kapal dengan terus melakukan ekspansi bisnis Internasional. Saat ini, melalui PIS, Pertamina telah memiliki 50 rute pelayaran internasional. Pada tahun 2023, volume yang diangkut mencapai 161 juta KL, naik 3% dibanding tahun 2022.

Kinerja pengembangan bisnis oleh Gas Subholding juga menunjukkan hasil yang cemerlang. Tahun 2023 volume penjualan gas mencapai 337 ribu BBTU, meningkat sebesar 3% dari sebelumnya 327 ribu BBTU.

Nicke menambahkan, gas menjadi andalan Pertamina dalam melakukan transisi energi dan pembangunan infrastruktur gas akan mempercepat transisi energi di Indonesia.

Melalui Power & NRE Subholding, Pertamina juga berhasil meningkatkan produksi energi bersih sebesar 17% menjadi 5.452 GWh dari sebelumnya 4.659 GWh.

"Tahun lalu PNRE berhasil menyelesaikan proyek gas yang diintegrasikan dengan regasifikasi sebesar se-Asia Tenggara yakni PLTGU Jawa 1 sebanyak 2 unit dengan kapasitas masing-masing 880 MW," beber Nicke.

Selain kinerja positif, Pertamina juga menjalankan proses bisnisnya dari hulu ke hilir dengan lebih ramah lingkungan. Pertamina berhasil menurunkan karbon emisi sebesar 34%, lebih tinggi dari target yang ditetapkan pemerintah sebesar 31,89%. Alhasil, rating ESG Pertamina berhasil menempati peringkat satu dunia dalam sub-industri Integrated Oil and Gas.




(hal/rrd)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork