Fluktuasi harga minyak dunia berdampak ke harga BBM nonsubsidi. Penyesuaian harga BBM nonsubsidi diminta untuk diserahkan ke mekanisme pasar.
Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengatakan, harga BBM nonsubsidi seperti Pertamax cs untuk mengikuti pergerakan harga di pasar. Dalam hal ini, perusahaan bisa menyesuaikan lebih fleksibel.
"Lantas, untuk harga-harga yang memang nonsubsidi seperti Pertamax, Pertamax Plus, Pertamax Turbo, dan sebagainya, biarkanlah mekanismepasar saja. Tidak usah diatur oleh pemerintah. Nanti akan, kan itu juga diatur oleh pemerintah harganya sehingga tidak ada keleluasaan yang flelksibel kadang-kadang," kata Sugeng dikutip dari acara Energy Corner CNBC Indonesia, ditulis Kamis (27/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Siap-siap! Harga BBM Bisa Naik Bulan Juli |
Sugeng menambahkan, pergerakan harga BBM nonsubsidi secara berkala diumumkan di publik. Hal ini mempertimbangkan biaya produksi BBM nonsubsidi tersebut.
"Biarkan diumumkan di publik saja bahwa harga turun, naik sesuai dengan proses-proses produksi menghasilkan satu liter Pertamax, Pertamax Plus, Pertamax Turbo misalnya," tuturnya.
Pihaknya juga mendorong subsidi yang tepat sasaran seperti LPG 3 kg, solar, hingga minyak tanah.
"Sehingga pemerintah kita semua sepakat pertama hemat energi karena ini semua barang subsidi, bisa tepat sasaran. Kalau tidak tepat sasaran pemborosan yang bisa untuk lebih produktif," ujarnya.
Lihat juga Video: Harga BBM Naik Setelah Ditahan Sampai Juni? Ini Kata Jokowi