Produksi minyak Indonesia semakin menyusut. Sampai semester I-2024 atau Juni capaian lifting minyak Indonesia baru 561 ribu barel per hari (bph), lebih rendah dari target produksi minyak tahun ini yang sebesar 635 ribu bph.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan produksi minyak mentah siap jual (lifting) Indonesia hingga semester I-2024 belum mencapai target. Dalam hal ini SKK Migas diharapkan dapat menggenjot produksi di semester II-2024.
"Lifting minyak kita selalu di bawah asumsi APBN, sekarang di 561 (ribu bph). Mungkin SKK Migas akan melakukan peningkatan di semester II-2024," ujar Sri Mulyani saat Rapat Kerja dengan Badan Anggaran DPR RI, dikutip Selasa (09/07/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Produksi lifting minyak Indonesia menurun antara lain karena penghentian produksi sumur minyak yang tidak direncanakan (unplanned shutdown) akibat bencana seperti kebanjiran dan kebakaran. Kemudian belum tersambungnya infrastruktur pipa gas di beberapa wilayah, serta rendahnya permintaan gas dari dalam dan luar negeri.
Pemerintah memproyeksikan lifting minyak pada semester II-2024 akan berada di kisaran 580-609 ribu bph. Dengan demikian outlook lifting minyak hingga akhir tahun 2024 diperkirakan masih di bawah target awal.
Begitu juga dengan penyaluran lifting gas. Hingga semester I-2024 baru mencapai 918 ribu barel setara minyak per hari (boepd), lebih rendah dari target dalam APBN 2024 yang sebesar 1,033 juta boepd.
Lifting gas pada semester II-2024 diperkirakan sebesar 975 ribu hingga 1,007 juta boepd. Dengan demikian, rata-rata lifting gas pada 2024 ini seminar 943 ribu boepd sampai 1,007 juta boepd.
"Upaya untuk mengoptimalkan lifting semester II di antaranya pengoptimalan eksploitasi giant fields yang telah beroperasi dan percepatan proses Enhanced Oil Recovery (EOR)," tuturnya.
(aid/hns)