Produksi minyak dan gas bumi (migas) yang belum sesuai target menjadi pekerjaan rumah saat ini. Berbagai cara mesti dilakukan agar produksi migas terus meningkat.
VP Corporate Secretary & Legal Counsel PT Pertamina Drilling Services Indonesia (Pertamina Drilling) Rian Dhanisaputra mengatakan, produksi minyak berhubungan dengan jumlah sumur. Dia bilang, jika sumur tidak bertambah maka produksi bisa turun.
"Kalau untuk produksi itu produksi relate dengan jumlah sumur. Karena kalau di Indonesia itu nggak nambah sumur itu produksi pasti turun. Karena tiap sumur itu pasti akan ada decline. Nah decline-nya dia bikin lubang baru misalnya. Kita bikin lubang itu," katanya di Jakarta, Rabu (17/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu untuk menambah sumur, perlu adanya alat bor atau rig serta industri pendukungnya.
"Nah bikin lubang atau bikin sumurnya itu butuh alat namanya rig dan ikutannya. Kalau ibarat kereta. Rig itu lokomotifnya. Lokomotifnya itu nggak jalan sendiri. Di belakangnya ada gerbong-gerbong ada jasa-jasa lainnya," imbuhnya.
Dia melanjutkan, kesiapan pabrikan juga diperlukan untuk mendukung rig. Persoalannya, saat ini tidak ada pabrikan yang pasokannya tersedia (ready stock). Sementara, saat pandemi COVID-19, rig-rig tersebut tidak laku.
"Sekarang full utilized. Jadi kalau mau cari rig pasti cari rig yang baru," ungkapnya.
Menurutnya, kalaupun ada rig yang tersedia, justru akan menimbulkan pertanyaan. Bisa saja, rig tersebut rusak. "Kalaupun ada rig yang lagi nganggur itu pertanyaan pasti. Ini pasti sudah rusak. Udah question mark dulu, rusak," ungkapnya.
(acd/das)