Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) terus mendorong pemanfaatan gas bumi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan domestik. Saat ini, sebagian gas bumi yang diproduksi untuk ekspor.
Berdasarkan data yang disajikan Sekretaris SKK Migas Luky Agung Yusgiantoro, total lifting gas bumi hingga Juni 2024 sebesar 5.383,57 billion british thermal unit per day (bbtud). Dari total lifting itu, sebanyak 3.727,95 bbtud untuk kebutuhan domestik dan 1.659,62 bbtud untuk ekspor.
Data itu memperlihatkan, pemanfaatan gas domestik terus menanjak. Sementara, pemanfaatan gas untuk ekspor menunjukkan penurunan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kita lihat tentunya dari sudut pandang SKK Migas, kita selalu mendorong agar pemanfaatan gas itu bisa bertujuan untuk pembangunan perekonomian kita. Sehingga kalau bapak ibu lihat di sini dengan sebesar per Juni 2024 ada 5.383 bbtud dari total produksi kita, di mana pemanfaatan dari domestik tersebut kita naikkan," katanya Webinar Optimalisasi Pemanfaatan Gas Bumi untuk Percepatan Transisi Energi dan Sirkular Ekonomi, Rabu (8/8/2024).
Dari sisi profil pemanfaatan gas bumi, terbesar adalah untuk industri sebesar 26,93%. Kemudian, untuk ekspor LNG 24,61%, pupuk 12,68%, kelistrikan 12,64%, domestik LNG 11,65%, dan lain-lain.
"Salah satu yang paling besar adalah penggunaan untuk industri dalam negeri, yang sebelah kiri warna biru. Ada juga untuk kelistrikan, domestik LNG juga kita salurkan kepada domestik LNG tersebut," katanya.
Diakuinya, ada pemanfaatan gas yang masih kecil seperti city gas dan untuk BBG. Lebih lanjut, dia mengatakan, pihaknya berupaya agar produksi terus naik. Namun, produksi gas ini dihadapkan pada masalah yakni infrastruktur yang terbatas.
"Sebagai contoh di sini industri di mana penyerapan dari gas tersebut itu masih lebih rendah daripada yang dikontrakan," katanya.
(acd/rrd)