Subsidi LPG & Listrik Makin Bengkak! Ini Biang Keroknya

Subsidi LPG & Listrik Makin Bengkak! Ini Biang Keroknya

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Selasa, 27 Agu 2024 16:39 WIB
Pengembalian Uang Korupsi Samadikun

Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta Toni Spontana (tengah) menyerahkan secara simbolis kepada Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Sulaiman A. Arianto (ketiga kanan) uang ganti rugi korupsi Bantuan Likuidasi Bank Indonesia (BLBI) dengan terpidana Samadikun Hartono di Gedung Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (17/5/2018). Mantan Komisaris Utama PT Bank Modern Samadikun Hartono terbukti korupsi dana talangan BLBI dan dihukum 4 tahun penjara serta diwajibkan mengembalikan uang yang dikorupsinya sebesar Rp 169 miliar secara dicicil. Grandyos Zafna/detikcom

-. Petugas merapihkan tumpukan uang milik terpidana kasus korupsi BLBI Samadikun di Plaza Bank Mandiri.
Foto: grandyos zafna
Jakarta -

Pemerintah mengusulkan volume LPG 3 kg bersubsidi sebesar 8,17 juta metrik ton dalam RAPBN 2025. Jumah tersebut lebih tinggi dibanding dengan APBN 2024 sebesar 8,03 juta metrik ton.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, kenaikan kuota itu karena meningkatnya permintaan dari masyarakat. Di sisi lain, Bahlil mengatakan, pihaknya juga tengah mendorong jaringan gas (jargas).

"Peningkatan ini didorong oleh permintaan LPG dari masyarakat. Jadi permintaan tinggi terus. Memang selain LPG bersubsidi, kita juga lagi berpikir untuk bagaimana bikin jaringan gas, jargas. Dan membangun industri LPG di Indonesia. Memang problemnya adalah bahan baku tentang C3 dan C4, tapi kita lagi koordinasikan dengan SKK dan Pertamina nantinya untuk kita memikirkan langkah ini," paparnya di Komisi VII DPR Jakarta, Selasa (27/8/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Subsidi listrik pada RAPBN juga mengalami kenaikan menjadi Rp 90,22 triliun. Adapun target dalam APBN 2024 sebesar Rp 75,83 triliun.

"Subsidi listrik, tahun 2025 disepakati mencapai Rp 90,22 triliun. Sudah termasuk kurang bayar, kurang bayar 2023 sebesar Rp 2,02 triliun," katanya.

ADVERTISEMENT

Dia mengatakan, kenaikan itu didorong oleh kenaikan jumlah penerima subsidi listrik dari 40,89 juta pelanggan di 2024 menjadi 42,08 juta pelanggan di 2025.

"Kenaikan tersebut didorong oleh perkiraan kenaikan jumlah penerima subsidi listrik dari 40,89 juta pelanggan di 2024 menjadi 42,08 juta pelanggan di 2025. Jadi naiknya kurang lebih sekitar 1 juta lebih pelanggan. Jadi itu bisa berdampak pada kenaikan," ungkapnya.

Simak Video: Aksi Licik Dekok, Oplos Elpiji Subsidi-Raup Cuan Rp 50 Juta

[Gambas:Video 20detik]



(acd/rrd)

Hide Ads