Prabowo Mau Kebut Solar Sawit B50 Tahun Depan, Petani Wanti-wanti Ini

Prabowo Mau Kebut Solar Sawit B50 Tahun Depan, Petani Wanti-wanti Ini

Retno Ayuningrum - detikFinance
Jumat, 30 Agu 2024 13:45 WIB
BBM B40 mulai diujicoba untuk kendaraan roda empat. B40 merupakan bahan bakar biodiesel campuran minyak sawit 40%.
Ilustrasi/Biodiesel Campuran Sawit/Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Presiden terpilih Prabowo Subianto menargetkan biodiesel campuran solar dengan sawit 50% atau B50 disalurkan di seluruh Indonesia paling lambat tahun depan. Sejumlah petani sawit Indonesia menilai target tersebut sulit tercapai.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono menilai target tersebut tidak mungkin tercapai. Apalagi sebelum disalurkan harus membutuhkan uji coba terdahulu. Dia menyebut paling tidak awal tahun 2026 baru dapat berjalan.

"Rasanya tidak mungkin kalau awal tahun depan, kenapa? Itu kan butuh uji coba. Nggak mungkin uji coba di 4 bulan itu. Jadi harus, paling tidak 2025 itu udah mulai uji coba. Ya paling memungkinkan ya mungkin di awal tahun 2026 baru bisa," kata Eddy kepada detikcom, Jumat (30/8/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, dia menilai program tersebut dapat memicu pemerintah untuk segera meningkatkan produktivitas, terutama sawit rakyat. Percepatan peremajaan sawit rakyat sangat lambat dan tidak pernah mencapai target. Hal ini dikarenakan masih ada banyak kendala, seperti lahan sawit masih masuk kawasan hutan hingga dana peremajaan sawit rakyat. Untuk dana peremajaan sawit rakyat, pemerintah memang telah menaikkan menjadi Rp 60 juta per hektare (ha) dari sebelumnya Rp 30 juta per ha.

"Masalahnya kan ada hambatan-hambatan di kebijakan, seperti kawasan hutan dan lain-lain. Ini kan sekarang pemerintah akan menaikkan hibah untuk sawit rakyat untuk peremajaan dari Rp 30 juta menjadi Rp 60 juta, yang kemungkinan akan direalisasikan di bulan September," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), Gulat Manurung mengatakan apabila program B50 dipaksakan, produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO) bisa kekurangan. Hal ini dapat memicu Indonesia menjadi importir CPO.

"Karena dengan memaksakan B50 itu justru Indonesia akan menjadi importir CPO Karena kita minus 1,2 juta ton di tahun 2025 nanti," katanya kepada detikcom.

Perbaikan hulu industri sawit di halaman berikutnya.

Dia mengimbau agar memperbaiki sektor hulu industri sawit sembari memenuhi kebutuhan CPO dalam negeri. Menurutnya, program tersebut dapat berjalan tidak sampai tiga tahun ke depan asalkan pemerintah membenahi sektor hulu industri sawit, seperti penanaman kembali (replanting) pohon sawit di petani.

"Jadi, cukup saja kita di B40 sambil kita memperbaiki sektor hulu gitu. Yang pasti kita harus pastikan dulu kecukupan CPO kita di domestik. Nah, sampai yang CPO domestik ini bisa tercapai, tercukupi dari replanting," jelasnya.

Dia menegaskan permasalahan saat ini produktivitas di sawit rakyat belum maksimal. Pasalnya, masih ada 2,8-3 juta ha dari total 6,87 juta ha lahan yang harus replanting.

Apabila replanting tersebut dapat berjalan dengan baik, dapat menaikkan produktivitas sawit rakyat mencapai 5-6 ton per ha per tahun setara CPO. Apabila ditotalkan dengan produktivitas perusahaan sawit dapat mencapai 65-70 juta ton CPO per tahun.

"Saat ini rata-rata kan antara 2,5 sampai 3 ton per hektare per tahun produksi CPO-nya. Jadi dengan meningkatnya produktivitas kebun sawit rakyat yang hari ini cuma 2,5 sampai 3 ton CPO per hektare per tahun menjadi 5 sampai 6 ton. Saat ini kita kan 50-54 juta nih, akan mencapai 65 sampai 70 juta ton CPO per tahun," terangnya.

Sebelumnya, presiden terpilih sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyatakan Indonesia sedang mengebut pengembangan biodiesel, campuran solar dengan sawit B50. Artinya, kandungan minyak kelapa sawit dalam bahan bakar tersebut bisa mencapai 50%.

Dia mengatakan targetnya B50 bisa disalurkan di seluruh Indonesia paling cepat akhir tahun ini, atau paling lambat tahun depan. Hal ini bisa mengurangi ketergantungan impor minyak untuk membuat solar, ujungnya Prabowo menilai Indonesia bisa hemat US$ 20 miliar atau sekitar Rp 309,7 triliun untuk impor minyak.

"Kita sebentar lagi tak perlu impor solar lagi, solar kita akan datang dari yang namanya kelapa sawit, namanya biodiesel. Sekarang kan B35, kita akan percepat jadi B40, B50 minimal. Dengan capai B50, biodiesel 50% dari kelapa sawit, begitu capai itu insyaallah akhir tahun ini atau awal tahun depan, kita akan hemat US$ 20 miliar," ujar Prabowo saat memberikan sambutan dalam Penutupan Kongres PAN 2024, dikutip Minggu (25/8/2024).


Hide Ads