Secara keseluruhan, saat ini produksi gas sudah naik sekitar 20%. Menurutnya, angka tersebut bisa jauh lebih meningkat apabila infrastruktur telah terbangun sepenuhnya.
Salah satu yang disorotinya pembangunan pipa Cirebon Semarang (Cisem) yang sebelumnya sempat mangkrak. Proyek tersebut hingga saat ini masih dalam proses pembangunan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita Jawa Timur kelebihan 150 juta cubic feet per hari. Tapi nggak bisa mengalir karena dari Semarang ke Cirebon masih terputus," ujarnya
Pemerintah tengah menggeber pembangunan infrastruktur energi untuk mendukung tercapainya target produksi. Salah satu proyek ialah Pipa gas Dumai ke Sei Mangke (Dusem) sepanjang 555 km.
Selain itu, Indonesia juga memiliki beberapa temuan blok migas raksasa. Proyek tersebut antara lain Geng North di kawasan Kalimantan Timur, Blok Masela di Maluku Tenggara Barat, serta Blok Andaman di Aceh. Hal ini menambah optimismenya bahwa target produksi gas bisa tercapai di 2030.
"Kita yakin untuk pencapaian 2030-2031 12 billion cubic feet.Sehingga kita yakinkan bahwa sampai 2030-2035 Indonesia masih akan over supply excess di produksi gas," kata Dwi.
Sedangkan untuk produksi minyak, menurutnya masih menjadi pekerjaan rumah (PR) besar untuk RI. Saat ini produksinya masih turun sehingga menurutnya target 1 juta barel per hari pada tahun 2030 akan sulit dicapai.Meski demikian, dari waktu ke waktu, jumlah penurunannya terus mengalami perbaikan.
"Produksi minyak sebetulnya sudah 20 tahun lebih decline (menurun). Sekarang kita sedang mengurangi decline-nya dari 7%, 4%, kita sekarang tinggal 1%. Sehingga kalau kita gabung (produksi) minyak gas sudah incline 1%," katanya.
(shc/ara)