Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka-bukaan soal keuntungan yang didapatkan Indonesia di tengah panasnya situasi geopolitik dunia. Di tengah ribut-ribut dunia, Indonesia mendapatkan peluang untuk melanjutkan agenda industrialisasi.
Jokowi bilang, setiap Indonesia mau melakukan hilirisasi pada suatu komoditas strategis, banyak negara maju yang memprotes. Hal ini terjadi pada saat Indonesia menyetop ekspor nikel untuk diolah di dalam negeri dan tidak bisa diekspor mentah lagi pada 2019.
Akan tetapi, protes mereda ketika situasi geopolitik dunia memanas. Banyak negara maju yang sibuk mengurus masalahnya sendiri, sehingga Indonesia bisa lebih leluasa untuk melakukan industrialisasi tanpa ada tekanan dari negara maju.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untungnya ada geopolitik global, ada COVID-19, ada resesi ekonomi, sehingga negara maju sibuk dengan masalah mereka miliki. Sibuk sama problem mereka dan melupakan kita," ujar Jokowi saat meresmikan smelter bauksit Mempawah, Selasa (24/9/2024).
Di tengah protes yang mereda itu, hilirisasi lancar dilakukan Indonesia. Selain nikel, tembaga dan bauksit pun ikut diolah di dalam negeri dan dilarang diekspor mentah. Ketika tembaga dan bauksit dilarang ekspor, protes tak terjadi lagi.
"Ini lah kesempatan kita untuk bangun industri dan smelter dari mineral mineral yang kita miliki, dan tidak ada yang ganggu. Meskipun empat tahun lalu kita setop nikel Uni Eropa membawa kita ke WTO. Tapi setelah itu nggak ada, bauksit disetop nggak ada yang komplain dan menggugat, tembaga juga kita setop juga nggak ada yang gugat, karena mereka sibuk sama masalah yang mereka hadapi," papar Jokowi.
(hal/ara)