Punya Smelter Bauksit di Kalimantan, RI Bisa Tekan Impor US$ 3,5 M/Tahun

Punya Smelter Bauksit di Kalimantan, RI Bisa Tekan Impor US$ 3,5 M/Tahun

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 24 Sep 2024 13:16 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan smelter injeksi bauksit perdana PT Borneo Alumina Indonesia di Mempawah, Kalimantan Barat.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan smelter bauksit di Mempawah, Kalmantan Barat.Foto: Dok. YouTube Sekretariat Presiden
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan smelter bauksit di Mempawah, Kalimantan Barat. Smelter ini dibangun dengan investasi Rp 16 triliun.

Saat peresmian, Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso mengatakan smelter tersebut dibangun untuk membantu pemerintah dalam mengamankan devisa negara. Pasalnya, Indonesia sampai saat ini masih mengimpor aluminium.

Untuk diketahui, smelter bauksit ini akan menghasilkan alumina yang akan diproses lagi menjadi aluminium di smelter Inalum. Dengan begitu ditargetkan dapat menekan impor aluminium.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Visi bapak kita pegang penuh komitmennya. Kalau jadi semuanya itu akan menghemat US$ 3,5 miliar per tahun pengurangan importasi aluminium secara siginfikan," kata Hendi dalam peresmian smelter yang disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (24/9/2024).

Hendi menjelaskan, hasil itu akan terlihat jika sudah memasuki Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) phase 2. Untuk phase 1 terlebih dahulu akan menghasilkan 1 juta ton alumina per tahun dengan bahan baku 3,3 juta ton bauksit per tahun.

ADVERTISEMENT

Sebagian besar produk alumina dari SGAR phase 1 akan dijadikan bahan baku utama untuk smelter aluminium. Hendi mengatakan rencananya smelter aluminium akan dibangun juga di lokasi yang sama di sebagian lahan 500 hektare.

"Phase 1 ini memakan 100 ha. Dari 500 ha kita siapkan untuk alumina phase 2 dan nanti ada smelter aluminium kapasitas 600 ribu ton. Dengan terintegrasinya ini diharapkan daya saing bertambah," ungkapnya

Hendi mengatakan biaya investasi dari smelter pada phase 2 estimasinya untuk alumina US$ 900 juta dolar dan smelter aluminium US$ 2 miliar.

"Di fase 2 kemungkinan akan lebih murah kita bangun tidak harus bangun pembangkit tetapi hanya menambah sedikit pembangkit . Di fase 2 mungkin estimasi US$ 900 jutaan dolar, tetapi di smelter aluminium US$ 2 miliar dolar," pungkasnya.

Simak Video: Jokowi Resmikan Injeksi Bauksit Perdana Alumina Raksasa di Kalbar

[Gambas:Video 20detik]



(ada/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads