Bahlil Masih Kaji Rencana RI Ekspor Listrik Energi Terbarukan

Bahlil Masih Kaji Rencana RI Ekspor Listrik Energi Terbarukan

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 25 Sep 2024 13:56 WIB
Ketum Golkar Bahlil Lahadalia (tangkapan layar)
Foto: Ketum Golkar Bahlil Lahadalia (tangkapan layar)
Jakarta -

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan masih mengkaji rencana ekspor listrik energi baru terbarukan (EBT). Menurutnya kebutuhan EBT dalam negeri saja belum tercukupi.

"Terkait dengan ekspor listrik, kami lagi mengkaji dari Kementerian ESDM, karena memang seluruh perangkat regulasinya ada di Kementerian ESDM. Kami akan memberikan, tetapi kami akan mementingkan nasional interest. Kalau di republik belum cukup, belum paten, ya kenapa harus dikirim keluar?" kata dia dalam acara Green Initiative Converence di Hotel Borobudur Jakarta Pusat, Rabu (25/9/2024).

Bahlil mengatakan adanya permintaan ekspor listrik EBT memang tidak menjadi masalah karena sebagai konsekuensi perdagangan bebas. Namun, Indonesia harus tetap berhati-hati untuk mengelola sumber daya energi terbarukan sendiri yang potensinya besar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jangan senjata kita kasih untuk orang hajar kita. Saya tidak bisa membayangkan ketika nilai kompetitif kita, keunggulan kita, EBT kita dikasih ke orang di saat negara kita belum cukup. Orang membangun industrinya setelah itu CO2 dikirim ke Indonesia. Mau jadi apa bangsa kita?" tegasnya.

Keputusan untuk ekspor listrik EBT ini menurutnya akan menyangkut masa depan Indonesia. Bahlil mengaku tidak ingin membuat beban sejarah bagi masa depan bangsa.

ADVERTISEMENT

"Saya tidak ingin menjadi menteri dan pemimpin partai politik yang meninggalkan beban sejarah pada generasi anak-anak saya. Kita tidak bisa lagi bicara bagaimana dapat duit. Itu zaman saya jadi pengusaha dulu," ungkapnya.

Bahlil menyebut jangan sampai Indonesia menjadi pengikut saja di Asia Tenggara ini. Seharusnya Indonesia dapat menjadi lokomotif di ASEAN.

"Kita jangan jadi apa ya, kita harus menjadi lokomotif ASEAN bukan follower ASEAN," pungkasnya.

Simak Video: PLN Butuh Rp 20 T untuk Wujudkan Transmisi Energi Listrik Hijau

[Gambas:Video 20detik]




(ada/rrd)

Hide Ads