Konflik bersenjata di Timur Tengah kian memanas setelah Iran meluncurkan sekitar 200 rudal balistik ke Israel pada Selasa (1/10) kemarin. Hal ini membuat harga minyak global ikut terkerek semakin tinggi.
Melansir Euro News, Rabu (2/10/2024), kenaikan harga minyak mentah global ini terjadi karena munculnya kekhawatiran atas potensi gangguan produksi besar-besaran menyusul serangan rudal Iran ke Israel tersebut.
Misalkan saja untuk harga minyak berjangka Brent di ICE yang sudah naik 2,9% menjadi US$ 73,56 per barel setelah serangan rudal itu terjadi. Sementara harga minyak berjangka WTI di Nymex juga ikut melonjak 3,5% menjadi US$ 70,92 per barel di hari yang sama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua harga minyak acuan global tersebut tercatat terus naik lebih dari 1% selama sesi perdagangan di pasar Asia hari ini, masing-masing mencapai US$ 74,56 dan US$ 70,94 per barel.
Beruntung untuk saat ini kenaikan harga minyak imbas konflik di Timur Tengah ini tampak masih bisa diatasi. Sebab sebagian besar rudal yang diluncurkan Iran berhasil dicegat oleh Israel, dengan hanya satu korban jiwa yang dilaporkan.
Sebab kekhawatiran utama bagi pasar minyak global saat ini adalah potensi serangan balasan oleh Israel terhadap fasilitas minyak Iran. Di mana hal ini dapat mendorong harga minyak mentah naik secara signifikan.
Terlebih mengingat Iran merupakan salah satu dari sepuluh produsen minyak teratas secara global, dengan produksi mencapai lebih dari 3,3 juta barel per hari pada bulan Agustus 2024 kemarin.
Dalam hal ini, Iran mengekspor setengah dari produksinya yang mewakili sekitar 2% dari pasokan global. Artinya jika produksi minyak negara ini terganggu akibat konflik tersebut, maka secara otomatis pasokan minyak mentah global akan ikut menyusut.
"Hal ini (konflik Timur Tengah) tidak diragukan menyebabkan kenaikan jangka pendek untuk minyak, terutama jika kita melihat ketegangan geopolitik ini meningkat lebih jauh," kata Analis Pasar Minyak di eToro, Josh Gilbert.
(fdl/fdl)