Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko punya rencana bisnis besar usai pensiun dari pemerintahan. Mantan Panglima TNI itu mau menggarap bisnis baterai listrik.
Moeldoko mengungkapkan dirinya sedang membesut sebuah pabrik baterai listrik bernama ELBI atau PT Elektronik Baterai Indonesia. Pabrik ini berlokasi di dekat Malang Jawa Timur.
Saat ini pihaknya masih melakukan persiapan produksi baterai. Baterai listrik produk ELBI akan diproduksi secara semi otomatis dalam skala kecil. Rencananya, awal tahun 2025 mendatang, Moeldoko mengatakan pabriknya itu akan mulai produksi besar-besaran dan membuka fasilitas pabrik yang cukup besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita siapkan produksi 100 megawatt. Kita sudah hunting vendor untuk penyedia alat produksi mesin baterainya. Target saya bulan ketiga tahun 2025," ungkap Moeldoko saat berbincang dengan wartawan di Gedung Bina Graha, Jakarta Pusat, Kamis (17/10/2024).
Produksi utama ELBI di tahap pertama adalah untuk memproduksi baterai listrik untuk sepeda motor, kemudian akan perlahan naik ke minivan dan truk engkel. Nantinya, ada kemungkinan juga baterai listrik dari ELBI akan digunakan untuk produk-produk dari PT MAB yang sudah dibesutnya lebih dulu.
Di sisi lain, Moeldoko juga mengklaim baterainya ini akan secara penuh menggunakan bahan baku lokal. Sedikit berbeda dari baterai-baterai yang sudah ada, Moeldoko mengungkapkan baterai listriknya akan menggunakan bahan baku silika, bukan nikel ataupun lithium seperti yang sudah banyak digunakan saat ini.
"Ini yang menyenangkan bahan baku kita total lokal. Kita nggak gunakan nikel, tidak gunakan lithium, basisnya silika. Kita kan kaya silika. Di Jawa ada, Sumatera ada, di Aceh, di Kalimantan juga banyak," papar Moeldoko.
Dia juga mengungkapkan baterainya nanti memiliki kekuatan lebih besar daripada baterai pada umumnya. Bila umumnya baterai listrik untuk sepeda motor listrik hanya mampu digunakan untuk 40-60 kilometer, baterai ELBI diklaim bisa mencapai 120 kilometer.
Pihaknya juga akan membuat baterai listrik ELBI dapat diisi ulang dengan cepat, tak sampai sejam baterai bisa diisi penuh. Dia mengungkapkan akan bekerja sama dengan Huawei untuk pengembangan produknya ini.
"Kita akan bangun kerja sama dengan Huawei. Dia sudah riset untuk charging itu satu kilo satu second. Itu nanti akan connecting dengan materai baterai. Ini akan matching charging-nya dengan baterai yang kita buat," beber Moeldoko.
Terakhir soal pendanaannya, Moeldoko memaparkan dirinya akan mencari pinjaman langsung dari China. Ketika ditanya besarannya berapa untuk membesut pabrik dengan produksi besar di 2025, Moeldoko memprediksi sekitar US$ 10 juta atau sekitar Rp 154,9 miliar dalam kurs terkini Rp 15.490.
"Sudah ada hitungan. Kita lagi cari pinjaman lah cukup besar ya, kira-kira 10 jutaan lah, US$ 10 juta," beber Moeldoko.
(hal/hns)