Mayoritas saham PT Vale Indonesia Tbk telah dimiliki Indonesia. Hal ini terjadi setelah holding BUMN tambang, MIND ID menambah kepemilikan menjadi 34% pada pertengahan tahun lalu. Sejalan dengan itu Vale juga memiliki komitmen investasi hingga miliaran dolar di Indonesia.
Sekjen Kementerian ESDM Dadan Kusdiana buka suara soal progres terkini investasi Vale di Indonesia usai divestasi. Katanya, sejauh ini belum ada masalah yang dilaporkan dari proyek yang dikerjakan Vale.
Dadan bilang Ditjen Mineral dan Batu Bara selama ini memantau ketat proyek-proyek Vale. Nah karena tidak ada laporan masalah, Dadan menyimpulkan sejauh ini investasi yang dilakukan Vale masih berjalan dengan baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kan itu masuk dalam ini ya quote unqoute masuk dalam proses persetujuan yang kemarin, pastinya dipantau, Minerba juga ada nggak ada laporan tidak jalan gitu ya. Kalau saya di Setjen ya karena ada tidak da laporan ya semua berjalan baik," ungkap Dadan di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (25/10/2024).
"Minerba itu kan awasi, kalau ada hal yang signifikan kan pasti dilaporkan ke kami. Sejauh ini belum ada laporan soal itu," bebernya lagi.
Dalam catatan detikcom Vale akan menginvestasikan US$ 11,5 miliar atau sekitar Rp 179,4 triliun (kurs Rp 15.600). Investasi itu akan membangun 3 proyek baru dengan target penyelesaian hingga tahun 2029.
Pertama proyek investasi tambang nikel dan HPAL Sorowako senilai US$ 2 miliar, proyek ini dikerjasamakan dengan Huayou dan akan selesai pada 2027.
Kemudian ada lagi proyek investasi tambang nikel dan HPAL Pomalaa dengan nilai US$ 4,6 miliar. Ford ikut bekerja sama dalam proyek ini dan akan selesai di tahun 2026.
Selanjutnya ada proyek investasi tambang nikel dan RKEF Bahodopi yang memiliki nilai hingga US$ 2,6 miliar dan akan selesai di tahun 2026.
(hal/kil)