Ekspor Besi hingga Batu Bara Turun Gegara Hilirisasi

Ekspor Besi hingga Batu Bara Turun Gegara Hilirisasi

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 15 Nov 2024 10:39 WIB
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti/Foto: Anisa/detikcom
Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor komoditas pertambangan seperti batu bara, besi, dan baja turun. Nilai ekspor komoditas dalam bentuk mentah atau belum diolah menjadi barang jadi turun.

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, nilai ekspor batu bara secara bulanan mengalami penurunan 0,73% dan secara tahunan turun 7,93%.

"Ekspor besi dan baja nilainya mengalami kenaikan 1,89% secara bulanan. Namun, secara tahunan nilai ekspor besi dan baja mengalami penurunan sebesar 8,33%," kata Amalia dalam konferensi pers, Jumat (5/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Amalia menyebut penurunan ekspor tersebut memang pada komoditas yang belum diolah. Artinya, karena adanya hilirisasi, ekspor produk mentah batu bara, besi, dan baja mengalami penurunan.

"Jadi untuk ekspor pertambangan yang non olahan mengalami penurunan dan kemudian kalau kita lihat dari hasil olahan mengalami peningkatan," terangnya.

ADVERTISEMENT

Dia mencontohkan penurunan ekspor pada besi dan baja yang belum diolah, secara nilainya pada Januari-Oktober 2024 sebesar US$ 21,03 miliar atau turun 5% dari periode yang sama tahun lalu.

Sementara nilai ekspor hasil olahan atau dalam bentuk barang besi dan baja meningkat 115,08% menjadi US$ 2,88 miliar pada Januari-Oktober 2024 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Volumenya juga naik 97,41% atau 897,42 ribu ton.

"Jadi ini karena hilirisasi di Indonesia yang mendorong peningkatan ekspor produk olahan besi dan baja termasuk nilai ekspor dari barang besi dan baja," pungkasnya.

BPS mencatat ekspor komoditas pertambangan lain juga turun karena hilirisasi. Misalnya ekspor bijih tembaga pada periode Januari-Oktober 2024 tercatat 2,2 juta ton, turun dari periode yang sama tahun lalu 4,9 juta ton. Artinya turun sekitar 51,69%.

Ekspor bijih zirconium, niobium, dan tantalum turun dari 74 ribu ton menjadi 66,3 ribu ton, penurunannya 10,41%. Bijih logam lainnya dari periode tahun lalu 1,9 juta ton, pada Januari-Oktober 2024 hanya 8 ton, artinya turun 100%. Ekspor bijih seng dari tahun lalu 32,9 ribu ton menjadi 20 ribu ton, turun 38,37%.

Lebih lanjut, ekspor bijih besi turun dari Januari-Oktober 2023 sebanyak 585 ribu ton, dan periode 2024 tercatat tidak ada sama sekali ekspor bijih seng atau turun 100%. Ekspor bijih timbal dari periode 2023 sebanyak 9.518 ton, tahun ini tercatat 8.913 ton atau turun 6,35%.

(ada/ara)

Hide Ads