Tiga pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta telah melaksanakan debat ketiga Minggu malam. Dalam debat tersebut ketiga calon memaparkan visi misi di sektor hijau mulai dari transisi energi hingga dana untuk penghijauan dan penanganan masalah polusi.
Berikut visi misi yang disampaikan tiga calon saat debat:
1. Ridwan Kamil & Suswono
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil (RK) menjanjikan dana Rp 1 miliar untuk 1 RW di Jakarta. Dana tersebut salah satunya bisa digunakan untuk melakukan penghijauan dan masalah polusi.
"Inilah dalam anggaran Rp 1 miliar 1 RW sebagian penghijauan dilakukan serentak oleh 2.700 RW," kata RK dalam debat ketiga Pilgub Jakarta, Minggu (17/11).
RK menyebut strategi terhadap polusi dan masalah iklim adalah dengan menanam 3 juta pohon. Ia menyatakan siap menekan suhu hingga 2 derajat celcius jika terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Pohon-pohon tersebut tidak hanya dibangun di pinggir jalan melainkan juga di atap-atap gedung. Referensi RK adalah berhasilnya kota Medellin di Kolombia yang berhasil menurunkan polusi.
"Kedua, kita selesaikan jangka pendek dengan strategi hijau. 3 juta pohon kami siap berkomitmen menurunkan suhu 2 derajat, menurunkan polusi cukup signifikan seperti Medellin di Kolombia, tidak hanya di jalan tapi juga di atap-atap gedung sehingga efek gas rumah kaca bisa dikurangi," ujar dia.
"Kenapa panas, kenapa polusi, kebanyakan gedung, kebanyakan beton kekurangan pohon," sambungnya.
Konversi kendaraan berbahan bakar minyak ke listrik juga akan didorong melalui pemberian insentif. Ia menjanjikan insentif bagi ojek online untuk melakukan konversi.
"Konversi dari BBM ke kendaraan listrik kita insentifkan. Ojol-ojol yang 1 juta seliweran akan kita beri insentif untuk mengubah mesin BBM ke motor listrik," tutupnya.
2. Dharma Pongrekun & Kun Wardana
Pasangan nomor urut 2 ini memiliki solusi rumput laut diolah menjadi biodiesel.
"Kalau di darat saja masih sulit teratasi apalagi adanya mafia-mafia BBM. Di laut itu banyak yang kencing Pak, saya mantan penyidik, saya tahu persis mafia-mafia tersebut," ujarnya.
"Sebenarnya ada cara yang lebih arif, yaitu memanfaatkan rumput laut untuk menjadi biodiesel. Sehingga masyarakat di sana bisa menikmati hasilnya. Karena ini lebih hemat 5 kali dari BBM biasa dan bisa dikerjakan secara padat karya," kata dia.
3. Pramono Anung & Rano Karno
Misalnya dari pasangan nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno (Pram-Doel) menyampaikan pemanfaatan energi bersih atau terbarukan di Jakarta pasangan calon yang satu ini terselip dalam poin ke enam paparan bertajuk 'Jakarta Berhak Udara Bersih' yang disampaikan Pramono, terlihat pasangan ini berencana untuk mengembangkan pemanfaatan energi terbarukan dari tenaga surya dan tenaga sampah.
Walaupun rencana ini tidak dibacakan atau disampaikan secara langsung dalam pidato pembukaannya, Pramono menyebut pihaknya akan menyediakan bank sampah sebagai tempat pengumpulan sampah-sampah di Jakarta.
Kemungkinan dari bank sampah inilah ia bisa mengumpulkan sampah-sampah di sekitar Jakarta yang juga bisa menjadi bahan bakar dari pembangkit listrik tenaga sampah ini.
"Disiapkan bank sampah, warga bisa mengubah sampah menjadi uang," terangnya lagi.
Kemudian dalam sesi debat selanjutnya, Si Doel menambahkan bahwa jika mereka terpilih nanti, pemerintah Jakarta akan mengumpulkan sampah-sampah ini untuk kemudian dijadikan 'bahan bakar' pembangkit listrik tenaga sampah (PLTS). Atau bisa juga sampah di Jakarta ini nanti diubah menjadi briket pengganti batu bara.
"PLT Sampah kemudian bisa dijadikan sampah produk yang bernilai contohnya sampah bisa di-convert menjadi briket dan bisa jadi pengganti batu bara sehingga rendah emisi kemudian bisa menjadi kerajinan dan manufaktur," terangnya.
Namun untuk bisa melakukan pengolahan sampah Jakarta secara efisien, Si Doel berpendapat proses pemilahan atau penyortiran jenis-jenis sampah harus dilakukan mulai dari tingkat rumah tangga. Semisal pemisahan antara sampah organik dan anorganik.
"Kemudian pemilihan dulu sampah itu harus berangkat dari rumah tangga, masalah sampah bisa selesai sampai 35% jika bisa dipilah dari rumah tangga," ucap Si Doel.
"Bank sampah di negara maju orang yang bisa memilah sampah plastik justru diberi uang. kemasan plastik menjadi deposit," terangnya lagi.
Untuk itu Si Doel mengatakan pihaknya nanti akan membangun ekosistem pengolahan sampah terpadu di setiap kawasan permukiman warga Jakarta. Semisal membangun bank sampah sebagai tempat pengumpulan sampah untuk kemudian diolah menjadi energi atau produk lain.
"Contoh saya kebetulan tinggal di sebuah perumahan, kami punya pusat pelatihan untuk pembuatan kompos dan kami punya bank sampah. Saya punya usaha restoran, kami memilah sampah dari rumah, karton, plastik kami pisahkan kami kirim ke bank sampah dan itu menjadi pelatihan satu ekosistem dari perumahan yang memang ada di sekitar ini," kata Si Doel.
"Jadi mungkin saran saya nanti kita akan ciptakan ekosistem seperti ini di setiap perumahan sehingga sampah bisa menjadi rejeki dan bukan menjadi masalah," Ujar dia.
(kil/kil)