Ikut Kunjungan Prabowo ke Abu Dhabi, Bahlil Teken Kerja Sama Energi Hijau

Ikut Kunjungan Prabowo ke Abu Dhabi, Bahlil Teken Kerja Sama Energi Hijau

Anisa Indraini - detikFinance
Minggu, 24 Nov 2024 14:06 WIB
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia bertemu Menteri Energi dan Industri Uni Emirat Arab (UEA) Suhail Mohammed Al Mazrouei. Pertemuan itu membahas pengembangan energi.
Foto: dok. Kementerian ESDM
Jakarta -

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia bersama Menteri Energi dan Infrastruktur Persatuan Uni Emirat Arab (PEA) Suhail Mohammed Faraj Al Mazrouei melakukan penguatan kerja sama melalui Memorandum Saling Pengertian (MSP) dalam memperkuat hubungan bilateral di bidang sektor energi dan sumber daya mineral.

Kedua negara sepakat memperluas cakupan kerja sama mulai dari pertukaran informasi dan kebijakan, kolaborasi antar badan usaha, pembiayaan proyek, transfer teknologi bersih, hingga pengembangan sumber daya manusia. Penandatanganan berlangsung di sela kunjungan kerja Presiden Prabowo Subianto bertemu Presiden PEA Mohamed bin Zayed Al Nahyan di Abu Dhabi, Sabtu (23/11).

Bahlil membeberkan pentingnya MSP bagi kedua belah pihak dalam memperdalam keterlibatan dan persahabatan kedua negara. Hal ini terlihat dari komitmen kedua negara untuk saling meninjau kebermanfaatan dan pengalaman satu sama lain dalam rangka mendukung pembangunan sektor energi dan sumber daya mineral secara global.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami percaya dengan sinergi yang apik, Indonesia dan PEA dapat menjadi pionir dalam mentransformasi energi global," kata Bahlil dalam keterangan tertulis, Minggu (24/11/2024).

Melalui dukungan PEA, kata Bahlil, Indonesia dapat mengakselerasi pengembangan sektor energi dengan pemanfaatan teknologi inovatif dan pengelolaan sumber daya mineral secara berkelanjutan. Hal ini merupakan bagian dari salah satu perwujudan program Asta Cita yang digalakkan Prabowo, khususnya terkait swasembada energi dan hilirisasi.

ADVERTISEMENT

"Melalui MSP ini, kita tidak hanya mempererat persahabatan, tetapi menciptakan solusi konkret dalam mengatasi tantangan energi di dalam negeri dan global," ucap Bahlil.

Bahlil menyebut kerja sama ini dapat mendorong kolaborasi antar badan usaha dari kedua negara dalam bidang rantai pasok mineral, yang di dalamnya termasuk pengolahan terintegrasi midstream dan downstream serta manufaktur.

"Kolaborasi ini merupakan bagian dari pengembangan EBT, termasuk inisiatif dekarbonisasi, pengurangan emisi, dan pengembangan kegiatan migas meliputi hulu dan hilir dengan mendorong teknologi dan inovasi rendah emisi," tambahnya.

Secara detail, implementasi kerja sama yang tertuang dalam MSP meliputi sharing knowledge terkait kebijakan, strategi dan peraturan, membuka peluang pembiayaan dalam proyek Carbon Capture Storage/Carbon Capture Utilization Storage (CCS/CCUS) dan pengembangan teknologi inovatif untuk biofuel dan hidrogen, serta meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia dalam bidang energi.

Bahlil menilai perluasan kerja sama ini selaras dengan visi besar Indonesia untuk mencapai Net Zero Emissions pada 2060. Pemerintah optimistis dukungan dari PEA dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain kunci di sektor energi global.

"Dengan ditandatanganinya MoU ini, Indonesia dan PEA menegaskan komitmen untuk tidak hanya beradaptasi dengan perubahan zaman, tetapi juga memimpin transformasi energi yang berkelanjutan dan inklusif. Ini tentang legacy sektor energi yang kita tinggalkan untuk generasi mendatang," pungkas Bahlil.

(aid/rrd)

Hide Ads