Porsi Energi Baru Terbarukan RI Baru 14%, Masih di Bawah Target

Porsi Energi Baru Terbarukan RI Baru 14%, Masih di Bawah Target

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Selasa, 17 Des 2024 11:18 WIB
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung
Foto: Shafira Cendra Arini
Jakarta -

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan capaian bauran energi baru terbarukan (EBT) hingga saat ini baru mencapai 14%. Angka ini lebih rendah 5% dibandingkan dengan target 2024 yang mencapai 19%.

Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung. Yuliot mengatakan, bauran energi penting, selaras dengan target pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk mengejar swasembada energi.

"Energy mix (bauran energi) yang disampaikan sama Bu Dirjen (EBTKE) capainya adalah 14%.Kita tahun 2024 ini targetnya sebenarnya adalah 19%, masih ada gap jadi kita perlu melakukan percepatan-percepatan," kata Yuliot dalam sambutannya di acara FGD Reviu Peta Jalan (Roadmap) Hidrogen dan Amonia Nasional (RHAN) serta Launching GHES 2025, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (17/12/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yulito mengatakan, saat ini pihaknya terus mendorong proses transisi menuju penggunaan energi baru terbarukan (EBT). Salah satu contohnya yakni lewat penggunaan bahan bakar minyak (BBM) atau bensin campur sawit 40% atau B40.

Saat ini, Indonesia baru menerapkan bensin campur sawit 35% atau B35. Yuliot bilang, targetnya pada tahun 2025 mendatang persentasenya bisa ditingkatkan menjadi B40.

ADVERTISEMENT

"Kita mengharapkan bauran energi ini kita juga bisa memanfaatkan potensi yang ada. Kalau kita lihat dari EBT, secara keseluruhan potensi yang baru bisa kita manfaatkan baru 0,3%.Jadi ke depan kita secara bertahap itu justru akan berusaha untuk meningkatkan bagaimana bauran energi ini bisa terlaksana," kata dia.

Di samping itu, Kementerian ESDM juga mulai merambah ke penggunaan energi hidrogen dan amonia yang lebih ramah lingkungan. Menurutnya diperlukan kerja sama strategis bersama para mitra dalam maupun luar negeri dalam mendukung prosesnya.

"Kementerian ESDMbersama dengan Indonesian Full Cell and Hydrogen Energy (IFHE) menjalankan Global Hydrogen Ecosystem Summit pada tahun 2025yang akan menjadi momentum pertemuan utama para pemimpin industri,pembuat kegiatan, dan inovator untuk membentuk masa depan hidrogen," ujarnya.

Saat ditanya lebih lanjut tentang gap bauran energi, Yuliot mengatakan bahwa kondisi keterlambatan ini sedikit banyak dipengaruhi oleh pandemi COVID-19. Atas kondisi ini, pihaknya akan melakukan review atas bauran energi di tahun 2024.

"Pada tahun 2024 ini kita mencoba mereview kembali,itulah yang disampaikan sama Bu Dirjen tadi,kira-kira bagaimana kita berupaya mencapai target ke depan.Dan juga dari posisi yang ada, yang kita akan carry over-kanuntuk mencapai target energi baru dan terbarukan sesuai dengan potensi yang kita miliki," kata Yuliot ditemui usai acara.

Ia juga tak menampik kemungkinan target-target bauran energi yang telah direncanakan sebelumnya untuk tahun mendatang akan mengalami penyesuaian. Harapannya, dari review yang dilakukan dapat dihasilkan formulasi terbaik.

"Kita akan lakukan review,tentu capaian tahun ini berapa maksimalnya,kalau ini bisa menjadi 16%,berarti untuk tahun depan kan kita akan mulai di angka 16%.Sampai dengan 2029-2030, maksimal capaian kita kira-kira berapa. Jadi ini kita lagi didetailkan untuk percepatanbagaimana bauran energi bisa tercapai," ujarnya.

Simak juga Video 'PLN Siapkan Sumber Pembiayaan untuk Capai Target 75 GW Energi Bersih':

[Gambas:Video 20detik]



(acd/acd)

Hide Ads