Luhut Tak Masalah RI Beli Minyak dari Rusia: Sepanjang Menguntungkan

Luhut Tak Masalah RI Beli Minyak dari Rusia: Sepanjang Menguntungkan

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Kamis, 09 Jan 2025 15:33 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan/Foto: KEMENKO MARVES
Jakarta -

Indonesia telah resmi menjadi anggota kelompok BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan South Africa). Indonesia berpotensi menjalin kerja sama lebih intensif dengan para anggota BRICS, termasuk membeli minyak dari Rusia.

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, tidak menutup kemungkinan pemerintah membuka keran impor minyak dari Rusia. Namun, hal itu masih perlu diperhitungkan dari segi keuntungannya.

"Ya ke mana saja kalo menguntungkan republik, kita beli. Kalau kita ada dari bulan pun sudah kita beli. Sepanjang tadi menguntungkan republik," kata Luhut dalam Konferensi Pers Perdana DEN di Kantor DEN, Jakarta Pusat, Kamis (9/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun demikian, Luhut menekankan bahwa pemerintah tetap perlu berhati-hati dalam memutuskan hal tersebut. Menurutnya, Indonesia juga perlu bernegosiasi dengan negara lain agar tidak menimbulkan masalah baru.

"Sepanjang itu tadi menguntungkan republik dan itu bisa kita bicarakan kepada beberapa negara yang lain, kenapa tidak? Kalau kita dapat lebih murah US$ 20 atau US$ 22, kenapa tidak? Tapi tentu hati-hati melihat ini, jangan dengan bagus saja," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Di samping itu, Luhut mengatakan, Indonesia adalah negara berdaulat dan besar sehingga tidak berpihak kepada satu negara manapun. Terlebih dengan kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia dinilai tidak takut dengan adanya retaliasi dari Barat atau Amerika Serikat (AS).

Dengan pasar Indonesia yang lebih besar, Luhut menyebut, Indonesia bisa meminimalisir persoalan yang terjadi di beberapa negara seperti China dan AS. Namun menurutnya, Indonesia juga tetap perlu berhati-hati agar tak terseret masalah.

"Ini masalah kalau kita tidak hati-hati dengan persoalan yang ada di Tiongkok sekarang dan juga persoalan di mana di Eropa, di mana gas sekarang dari Rusia di stok mereka. Itu akan terjadi nanti masalah krisis energi di mana, di Eropa, dan dia turunkan ke China, dan China masalah ekonominya juga sekarang lagi kurang baik, dan Amerika kita uncertainty-nya tinggi karena tarif itu yang belum jelas mau berapa persen dinaikkan oleh Presiden Trump. Jadi, kombinasi masalah ini memang betul-betul kami cermati dengan baik," sambungnya.

Lihat juga video: Kadis Perindag Halbar Aniaya Warga yang Demo Kelangkaan Minyak Tanah

[Gambas:Video 20detik]



(shc/ara)

Hide Ads