Purnomo Yusgiantoro Beberkan Manfaat RI Jadi Anggota BRICS

Purnomo Yusgiantoro Beberkan Manfaat RI Jadi Anggota BRICS

Aulia Damayanti - detikFinance
Kamis, 16 Jan 2025 14:30 WIB
Purnomo Yusgiantoro
Foto: Dok. Laman Kementerian ESDM RI
Jakarta -

Penasihat Khusus Presiden Urusan Energi, Purnomo Yusgiantoro, mengungkap keuntungan Indonesia yang resmi gabung dengan BRICS dari sisi energi. BRICS merupakan gabungan negara, Brasil, Rusia, China, India, dan Afrika Selatan.

Untuk dengan Brasil, menurutnya Indonesia dapat belajar dalam mengembangkan komoditas perkebunan menjadi energi unggulan. Menurutnya Brasil dulunya tidak ada keunggulan dari sisi energi, tetapi negara itu memanfaatkan tebunya.

"Jadi seperti juga sekarang biodiesel, CPO ini kan mau tarik menarik mau untuk energi atau untuk diekspor ya. Nah itu memang keputusan politiknya itu untuk BRICS," kata dia dalam diskusi di Menara Global, Jakarta, Kamis (16/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara keuntungan dari Rusia, Indonesia melirik sumber energi negara itu yang tidak lagi diekspor ke Eropa. Seperti diketahui Rusia menjadi negara dengan penghasilan minyak cukup besar dan banyak diekspor.

"Sejak perang Ukraina dengan Rusia itu energi Rusia itu tidak masuk ke Eropa. Mereka berpikir dalah satunya dia memasukkan ke wilayah Asia Pasifik. Nah ini sedang kita bahas apakah kita tangkap kesempatan ini," terangnya.

ADVERTISEMENT

Sementara dengan India, Indonesia bisa memanfaatkan kebutuhan batu bara yang besar di negara itu. Indonesia sendiri merupakan penghasil batu bara yang sangat besar.

"India is the big market untuk batu bara kita. Jadi market terbesar itu untuk batu bara itu China dan India. Tadi saya sampaikan ya bahwa kalau kita tuh net importer minyak ya balance of trade kita besar karena di minyak tetap, tetapi ekspor batu bara," terangnya.

Kemudian dengan China, negara itu dinilai mau berinvestasi di Indonesia. Kesempatan itu perlu diamankan oleh Indonesia karena bermanfaat juga untuk mendorong ekonomi negara.

"Seperti tadi saya bilang di dalam GDP nomor dua itu kuncinya di investasi, nomor satu di konsumsi. Dan kemudian ekspor impor. Jadi China itu mau untuk bawa uang ke sini. Tapi memang perlu ada divestasi dari investasi," terangnya.

Terakhir dengan Afrika Selatan, Indonesia dapat belajar bagaimana batu bara diubah menjadi sumber energi yang lebih ramah lingkungan. Contohnya batu bara yang diubah menjadi gas atau Dimethyl Ether (DME).

"Nah kita punya batu bara sampai 150 tahun. Can we do that? Yes tapi ada problem itu yang terjadi di Sumatera Selatan kemarin. Apa problemnya? batu bara sudah jadi DME, tapi waktu dia diadu di market, dia kalah dengan LPG. Loh kenapa? karena LPG-nya disubsidi harga, that's the problem," pungkasnya.

Lihat juga Video: Indonesia Resmi Jadi Anggota Brics!

[Gambas:Video 20detik]



(ada/rrd)

Hide Ads