Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberi sinyal bakal menyetop ekspor gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG). Hal itu dilakukan demi memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri.
Menurut Bahlil, pemerintah bakal memprioritaskan sektor energi dan hilirisasi sebagai penerima gas. Munculnya kebijakan ini adalah untuk menghindari defisit terhadap konsumsi.
"Agar kita tidak defisit terhadap konsumsi kita, saya minta izin dalam perencanaan kami ke depan seluruh konsesi-konsesi gas yang ada di Indonesia kami akan memprioritaskan kebutuhan dalam negeri, khususnya energi dan bahan baku hilirisasi," ujar Bahlil dalam peresmian PLTA Jatigede Sumedang, Jawa Barat, Senin (20/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahlil paham kebijakan itu bakal direspons negatif oleh negara lain. Tapi ia menegaskan Indonesia punya kepentingan memenuhi kebut dalam negeri sebelum melakukan ekspor.
"Jadi ini juga saya yakin bahwa negara lain akan agak sedikit merasa gimana-gimana begitu. Karena kita sekarang orientasi kita harus memenuhi kebutuhan dalam negeri," sebutnya.
"Kalau kita belum cukup mohon maaf, atas arahan Bapak Presiden kami belum mengizinkan untuk ekspor. Tapi kalau kebutuhan dalam negeri sudah cukup kita akan melakukan ekspor," sambung Bahlil.
Adapun kebutuhan gas diperkirakan bakal melonjak dalam beberapa tahun ke depan. Sementara kebutuhan gas untuk mendukung energi baru terbarukan mencapai 71%.
"Pada tahun 2025 Kebutuhan gas kita untuk men-cover 71% energi terbarukan dari 2025 sampai 2030 itu kurang lebih sekitar 1.471 bbtud (billion british thermal unit per day). Diproyeksikan akan mengalami kenaikan di setiap regional di mana tahun 2034 kebutuhan gas nasional mencapai 2.659 bbtud," bebernya.
Rencana penyetopan ekspor LNG sudah mencuat pada 2023. Kala itu Luhut Binsar Pandjaitan yang menjabat Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan bertahun-tahun lamanya Indonesia ekspor gas alam.
Padahal kebutuhan gas di dalam negeri mulai bertambah, apalagi dengan gaung hilirisasi yang dijalankan pemerintah.
"Bertahun-tahun kita ekspor LNG, padahal ternyata sekarang kita butuh. Akhirnya studi, tempatnya di Deputi I, kita putuskan ndak mau lagi. Sudah kita siapkan laporan ke Presiden soal ekspor LNG," ujar Luhut di Hotel Mulia, Kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (30/5/2023).
(acd/acd)