Bahlil Ancam Setop Izin Ekspor Perusahaan yang Ogah Beli Batu Bara Sesuai HBA

Bahlil Ancam Setop Izin Ekspor Perusahaan yang Ogah Beli Batu Bara Sesuai HBA

Andi Hidayat - detikFinance
Senin, 03 Feb 2025 14:07 WIB
Bahlil Lahadalia
Foto: Ignacio Geordy Oswaldo
Jakarta -

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, meminta perusahaan pengguna batu bara asal Indonesia untuk membeli sesuai dengan Harga Batubara Acuan (HBA).

Ia mengatakan, Kementerian ESDM akan membuat regulasi untuk menertibkan perusahaan agar membeli batu bara sesuai HBA. Bahlil pun mengancam akan mencabut izin ekspor jika perusahaan terkait enggan mengikuti aturan tersebut.

"Kalau ada perusahaan yang tidak mengikuti itu, maka kami punya cara agar mereka bisa ikut. Bila perlu, kalau nggak mau, ya, kita nggak usah izin ekspornya," kata Bahlil dalam konferensi persnya di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (3/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan, Kementerian ESDM tengah menggodok regulasi penerapan HBA sebagai acuan harga batu bara. Sementara saat ini, harga jual batu bara masih membutut pada Indonesian Coal Index (ICI).

"Saya umumkan hari ini, tidak dalam waktu lama lagi, kami akan mempertimbangkan untuk membuat keputusan menteri agar harga HBA itulah yang dipakai untuk transaksi di pasar global," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Bahlil menekankan, langkah ini perlu untuk menyeimbangkan harga batu bara dalam negeri dengan luar negeri. Ia pun mengaku tidak ingin harga batu bara Indonesia di atur negara lain.

"Masa harga batu bara di negara lain dengan negara kita dibuat lebih murah. Masa harga batu bara kita ditentukan oleh negara tetangga. Jadi kita harus berdaulat dalam menentukan harga komoditasnya sendiri," tegasnya.

Adapun saat ini, Bahlil mengatakan Indonesia tercatat mengekspor batu bara sebanyak 555 juta ton sepanjang tahun 2024. Tren tersebut meningkat seiring tahun dengan rincian, 2020 sebanyak 405 juta ton, 2021 sebanyak 435 juta ton, 2022 sebanyak 465 juta ton, 2023 sebanyak 518 juta ton.

Sementara total pemakaian batu bara dunia, kata Bahlil, sekitar 8 miliar ton. Akan tetapi, yang beredar di pasar ada sebanyak 1,200 miliar hingga 1,5 miliar ton batu bara. Bahlil juga memaparkan pasar obligasi domestik sektor batu bara sebesar 233 juta ton. Artinya, kata dia, total batu bara yang digunakan sebanyak 788 juta ton sepanjang tahun 2024.

Sementara stok batu bara yang belum digunakan sepanjang tahun 2024 sebanyak 48 juta ton. Secara keseluruhan, total batu bara yang diproduksi sepanjang tahun 2024 sebanyak 836 juta ton atau melampaui target sebesar 710 juta ton.

"Jangan dihitung yang ini, stok ini belum dipakai ini. Jadi hitungnya itu 233 (juta ton) yang sudah disalurkan ke industri, dan 555 (juta ton) yang sudah dihitung ekspor," tutupnya.

(rrd/rrd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads