PT Freeport Indonesia (PTFI) merealisasikan pengiriman perdana emas dari PT Freeport Indonesia ke PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM).
Sebagai BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia, MIND ID menyebut bahwa realisasi pengiriman ini merupakan tindak lanjut dari perjanjian bisnis pembelian sebanyak 30 ton emas antara ANTAM dan Freeport Indonesia.
Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso menjelaskan bahwa sinergi ini bukan sekadar pencapaian bisnis, tetapi juga strategi kedaulatan ekonomi untuk mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku yang sejalan dengan upaya kami untuk mendukung kedaulatan mineral Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentunya sinergi ini akan kami dorong terus dan semoga kami tingkatkan lagi, sehingga rantai pasok industri emas ini dapat benar-benar memberi dampak nyata sekaligus kedaulatan bagi perekonomian Indonesia," kata dia dalam siaran pers, Kamis (13/2/2025).
Direktur Utama ANTAM Nico Kanter menyampaikan dengan terealisasinya pengiriman emas perdana ini, maka ANTAM akan konsisten mengurangi impor bahan baku.
"Ini awal yang baik untuk kerja sama jangka panjang. Pencapaian ini merupakan hasil dari strategi bisnis yang solid, optimalisasi produksi, serta meningkatnya permintaan pasar. Kami akan terus memperkuat posisi ANTAM sebagai pemimpin industri logam mulia di Indonesia," katanya.
Nico melanjutkan pengiriman emas perdana juga akan memberi dampak positif pada kinerja perusahaan, karena momentum harga emas dunia sedang berada pada rekor tertinggi (all-time high).
"Pengiriman perdana dari Freeport memperkuat pasokan emas ANTAM dan meningkatkan efisiensi, dan rekor penjualan kami menunjukkan kepercayaan pasar yang tinggi. Harga emas yang sedang bullish turut mendorong kinerja ini," ujarnya.
Sementara itu, Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas menyampaikan perseroan berupaya konsisten mendukung visi pemerintah untuk memaksimalkan nilai tambah sumber daya alam dan mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Tony memastikan bahwa insiden yang terjadi di salah satu fasilitas kompleks Smelter PTFI tidak membuat perusahaan berhenti untuk menjalankan komitmen perusahaan untuk hilirisasi pertambangan.
Pembangunan Precious Metal Refinery (PMR) telah selesai dan Freeport Indonesia tetap dapat memproduksi emas murni merupakan bukti keseriusan PTFI dalam menjalankan hilirisasi.
"Sebagai perusahaan yang memiliki pengolahan dan pemurnian terintegrasi dalam negeri mulai hulu hingga hilir, PTFI telah mewujudkan hilirisasi tembaga dan saat ini hilirisasi emas. Dalam waktu dekat akan menyusul hilirisasi perak," kata Tony.
Adapun, Freeport Indonesia berhasil memproses sekitar 12,56 ton lumpur anoda dari PT Smelting. Dari proses tersebut dihasilkan emas batangan 189 kg, di mana 125 kg fine gold purity 99,99 persen, sementara 64 kilogram masih akan di-casting ulang agar memenuhi standar fine gold purity.
PMR Freeport Indonesia pun menjadi salah satu produsen emas murni batangan di Indonesia dengan kapasitas pemurnian sekitar 50 ton emas dan 200 ton perak per tahun serta Platinum Group metals yaitu 30 kg platinum, 375 kg Palladium.
(kil/kil)