Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengungkap target bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT) 2025 yang mencapai 23% sulit tercapai. Pasalnya saat ini realisasi bauran EBT Indonesia baru mencapai 14,68%.
"Realisasi 2024 bauran EBT di dalam energi mix nasional itu sebesar 14,68% dan ini kalau dari target 23% dan memang masih ada gap untuk mencapai target itu," katanya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XII DPR RI, Selasa (18/2/2025).
Dengan kondisi tersebut, Eniya menyampaikan dalam Rancangan Peraturan Pemerintah Kebijakan Energi Nasional (RPP KEN) yang sudah diputuskan beberapa waktu lalu dengan DPR menyetujui target EBT diturunkan menjadi 20% pada 2025.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi target EBT di RPP KEN itu menjadi 20% di tahun 2025, dan 23% ini diperkirakan bisa tercapai di tahun 2030," katanya.
Seharusnya pada 2024 bauran EBT bisa menyentuh 19,5%, tetapi hanya tercapai 14,68%. Oleh karena itu, pemerintah akan terus berusaha untuk dapat mengejar target bauran EBT.
"Tapi dalam satu tahun ini kita akan berusaha paling tidak mencapai target sesuai dengan RPP KEN di 20% sedangkan target di versi rendahnya RPP KEN itu 17% di tahun 2025," katanya.
Eniya menambahkan, target tersebut tak tercapai lantaran terdapat sejumlah tantangan yang dihadapi, misalnya tidak tersedianya jaringan transmisi untuk menyalurkan listrik dari sumber EBT ke tempat pengelolaan.
Kemudian, adanya isu peraturan yang terlalu mengikat, seperti Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). Namun, kata Eniya, isu tersebut sudah tidak ada lantaran adanya Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 11 Tahun 2024 tentang Penggunaan Produk Dalam Negeri Untuk Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan.
Simak juga Video 'Politikus Golkar Komentari Target Swasembada Energi Prabowo':
(ara/ara)