Kirim Proposal ke Prabowo, Bahlil Minta Danantara Danai Proyek Hilirisasi

Kirim Proposal ke Prabowo, Bahlil Minta Danantara Danai Proyek Hilirisasi

Ilyas Fadilah - detikFinance
Rabu, 19 Feb 2025 13:53 WIB
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Selasa (19/2/2025).
Foto: Ilyas Fadilah/detikcom. Foto: Menteri ESDM Bahlil Lahadalia
Jakarta -

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengusulkan kepada Presiden Prabowo Subianto agar sebagian dana dari Daya Anagata Nusantara (Danantara) diinvestasikan untuk sektor hilirisasi. Danantara sendiri akan diluncurkan pada 24 Februari 2025.

Danantara akan menjadi lembaga pengelola modal besar di Indonesia, yang diharapkan operasionalnya bakal mirip seperti Temasek dari Singapura. Danantara nantinya akan mengelola aset US$ 900 miliar atau sekitar Rp 14.715 triliun (kurs Rp 16.350) dari sejumlah BUMN.

BUMN-BUMN yang dikelola Danantara mencakup berbagai industri, mulai dari energi, infrastruktur, hingga sektor finansial, yang memiliki peran penting dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional. Rinciannya antara lain Bank Mandiri, BRI, BNI, Pertamina, PLN, Telkom dan MIND ID.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dan Alhamdulillah apa yang sudah disampaikan oleh Bapak Presiden Prabowo bahwa tanggal 24 Bapak Presiden akan meresmikan satu lembaga baru yang namanya Danantara, beberapa BUMN semua fokus disana," kata Bahlil dalam Indonesian Economic Summit (IES) di Shangri-La Jakarta, Rabu (19/2/2025).

"Insyaallah mudah-mudahan aja proposal kami, Bapak Presiden menyetujui bahwa sebagian Danantara, dananya dipakai untuk membiayai investasi hilirisasi di Republik Indonesia," sambung Bahlil.

ADVERTISEMENT

Investasi Danantara di sektor hilirisasi diharapkan memberikan nilai tambah bagi sektor hilirisasi. Bahlil menyebut hal itu demi memberikan kedaulatan dalam rangka memanfaatkan nilai tambah dari semua sumber daya alam di Indonesia.

Mantan Menteri Investasi/Kepala BKPM ini menambahkan, investor asing boleh-boleh saja ambil bagian dalam sektor hilirisasi, tapi meminta agar mereka tidak menjadi mayoritas di sana. Menurutnya Indonesia harus mulai berpikir untuk memanfaatkan potensi yang ada secara mandiri.

"Boleh asing tapi mereka jangan mayoritas, share mereka punya teknologi mereka punya pasar kita udah mulai berpikir kita punya bahan baku dan kita punya duit. Saya jujur aja waktu jadi Menteri Investasi itu merayu FDI (Foreign Direct Investment) itu memang agak agak ngop-ngopan karena seolah-olah dianggap kita negara yang butuh mereka," bebernya.

Dalam catatan detikcom, hilirisasi sumber daya alam hingga tahun 2040 diperkirakan butuh investasi sebesar US$ 618 miliar atau Rp 9.826 triliun (kurs Rp 15.900) untuk 28 komoditas. Rinciannya investasi untuk mineral dan batu bara sebesar US$ 498,4 miliar yang mencakup komoditas batu bara, nikel, timah, tembaga, besi baja, bauksit, mangan, dan lain-lain.

Kemudian investasi di sektor minyak bumi dan gas bumi sebesar US$ 68,3 miliar. Serta sektor perkebunan, kelautan, perikanan hingga kehutanan yang sebesar US$ 51,3 miliar. Adapun investasi tersebut diproyeksi bisa membuka 3 juta lapangan pekerjaan.

Hilirisasi juga diproyeksikan menciptakan 3 juta lapangan pekerjaan baru, lalu nilai ekspor yang mencapai US$ 857,9 miliar. Selain sektor mineral dan batu bara, hilirisasi juga dilakukan untuk perkebunan, kelautan, perikanan dan kehutanan terdapat komoditas seperti kelapa sawit, karet, udang, rumput laut, dan lain-lain

Lihat juga Video: Bahlil Ditunjuk Prabowo Jadi Ketua Satgas Hilirisasi

(ily/rrd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads