Beredar Isu Pertalite Dioplos Jadi Pertamax, Bahlil Respons Begini

Beredar Isu Pertalite Dioplos Jadi Pertamax, Bahlil Respons Begini

Heri Purnomo - detikFinance
Rabu, 26 Feb 2025 15:16 WIB
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia melantik tiga pejabat SKK Migas.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia/Foto: Heri Purnomo/detikcom
Jakarta -

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia merespons keresahan masyarakat soal kualitas Bahan Bakar Minyak (BBM). Isu yang beredar di masyarakat terkait pengoplosan Pertalite (RON 90) menjadi Pertamax (RON 92).

Bahlil menegaskan, kualitas BBM yang beredar di masyarakat telah memenuhi standar yang ditetapkan. Ia juga mengatakan BBM Pertalite (RON 90) dan Pertamax (RON 92) sudah sesuai dengan spesifikasi.

"Nggak ada. Apanya kualitas? Kualitas kita kan sudah sesuai standar. Jadi kalau membeli harga yang bagus, minyak bagus, harganya juga bagus. Mau setengah-setengah, ada juga setengah-setengah. Semua sudah ada speknya itu semua," katanya saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Rabu (26/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, PT Pertamina (Persero) juga memastikan BBM yang beredar di masyarakat bukanlah oplosan atau blending dari Pertalite (RON 90) menjadi Pertamax (RON 92). Hal ini disampaikan di tengah kasus korupsi ekspor impor minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina yang menemukan adanya manipulasi bahan bakar minyak (BBM).

VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan kualitas BBM yang sampai di masyarakat dipastikan sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan. Menurut dia, informasi yang beredar di masyarakat merupakan disinformasi.

ADVERTISEMENT

"Jadi kalau untuk kualitas BBM, kami pastikan bahwa yang dijual ke masyarakat itu adalah sesuai dengan spek yang sudah ditentukan oleh Dirjen Migas. RON 92 itu artinya ya Pertamax, RON 90 itu artinya Pertalite," kata Fadjar saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Selasa (25/2/2025).

Fadjar menerangkan kualitas produksi BBM telah melalui penelitian serta pengujian minyak dan gas bumi oleh Lemigas (Lembaga Minyak dan Gas Bumi). Untuk itu, dia pastikan produksi BBM yang dikeluarkan Pertamina sesuai dengan kualitas standar yang ditetapkan oleh pemerintah.

Menurut Fadjar, persoalan di Kejaksaan Agung bukanlah perkara oplosan, melainkan tentang pembelian impor Pertalite dan Pertamax.

"Ini kan muncul narasi oplosan itu kan juga nggak sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Kejaksaan kan sebetulnya. Jadi di Kejaksaan mungkin kalau boleh saya ulangkan lebih mempermasalahkan tentang pembelian RON 90-92, bukan adanya oplosan sehingga mungkin narasi yang keluar, yang tersebar, sehingga ada disinformasi di situ. Tapi bisa kami pastikan bahwa produk yang sampai ke masyarakat itu sesuai dengan spesifikasinya masing-masing RON 92 adalah Pertamax, RON 90 adalah Pertalite," terang Fadjar.

Dia menjelaskan pihaknya masih menunggu Kejaksaan Agung terkait perkembangan kasus ini. Pihaknya juga menghormati proses hukum yang sedang berlangsung.

"Untuk lain-lain, kita masih menunggu dari Kejaksaan, kita hormati proses hukum yang ada di Kejaksaan, kita tunggu bersama," jelas dia.

(ara/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads