Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dan Pertamax akan mengalami lonjakan selama periode Ramadan dan Lebaran 2025. Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, mengungkapkan bahwa konsumsi kedua jenis BBM tersebut diprediksi akan meningkat signifikan selama bulan puasa dan libur Lebaran.*
Yuliot mengatakan, secara umum, ketahanan pasokan BBM jenis gasoline, solar, dan avtur berada pada kisaran 18 hingga 20 hari. Pihaknya pun berupaya untuk meningkatkan stok BBM guna memenuhi kebutuhan selama Ramadan.
"Selama Ramadan dan Idul Fitri, kami memprediksi ada peningkatan konsumsi BBM, untuk Pertalite sekitar 11,4%, dan Pertamax 16,9%. Sementara untuk avtur, ada kenaikan sekitar 5,6% dibandingkan konsumsi normal," kata Yuliot dalam Rapat Kerja bersama Komisi XII DPR RI di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (26/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Prabowo Respons soal Isu BBM Oplosan |
Namun, Yuliot juga menyebutkan bahwa konsumsi BBM jenis biosolar diperkirakan akan mengalami penurunan sebesar 13,4%. Penurunan ini disebabkan oleh kebijakan pelarangan angkutan transportasi barang selama Lebaran, yang berdampak pada menurunnya permintaan terhadap biosolar.
Untuk memastikan ketersediaan pasokan, Yuliot menambahkan, Kementerian ESDM akan membentuk Tim Posko Nasional Sektor ESDM yang bertugas memantau dan mengatur distribusi BBM selama periode tersebut. "Kami akan meningkatkan stok BBM di seluruh tingkat penyalur, dari Pulau Jawa hingga Pulau Sumatera dan pulau-pulau kecil lainnya. Langkah ini diambil untuk mengantisipasi gangguan distribusi akibat cuaca ekstrem," ujar Yuliot.
Dia menegaskan bahwa, meskipun ada potensi cuaca ekstrem yang dapat mengganggu distribusi, pihaknya memastikan tidak akan ada kelangkaan BBM. "Kami akan memastikan ketersediaan BBM, baik di jalur tol maupun non-tol, dengan menyiagakan SPBU dan menyediakan layanan tambahan berupa mobil tangki BBM," jelasnya.
Selain itu, Yuliot juga memastikan pasokan LPG selama Ramadan dan Lebaran 2025 tetap aman. "Ketersediaan stok LPG secara nasional saat ini diperkirakan cukup untuk 15-20 hari. Kami bersama Pertamina telah menyiapkan 32 terminal LPG, 731 truk pengisian dan pengangkutan LPG, serta lebih dari 6.500 agen LPG di seluruh Indonesia," tambah Yuliot.
Untuk sektor ketenagalistrikan, Yuliot menyampaikan bahwa hingga 31 Maret 2025, pasokan listrik diperkirakan dalam kondisi aman. "Beban puncak diperkirakan mencapai 33.517 megawatt (MG) dengan daya mampu pasokan sebesar 53.977 MG. Tersedia cadangan sebesar 22.460 MG atau 60% dari daya mampu," ujarnya. Yuliot juga mencatat bahwa selama Lebaran tahun sebelumnya, terjadi penurunan beban puncak, yang berarti ada tambahan pasokan sekitar 9.753 MG.
Dengan demikian, Yuliot menegaskan bahwa kondisi pasokan energi selama Ramadan dan Lebaran 2025 akan tetap stabil dan cukup aman, meskipun ada peningkatan konsumsi. "Kami akan terus memantau dan memastikan seluruh kebutuhan energi masyarakat selama Lebaran dapat tercukupi," tutup Yuliot.
(rrd/rrd)