Hilirisasi Bisa Jadi Jalan Keluar RI dari Jebakan Middle Income Trap

Energi Forum

Hilirisasi Bisa Jadi Jalan Keluar RI dari Jebakan Middle Income Trap

Retno Ayuningrum - detikFinance
Selasa, 11 Mar 2025 18:12 WIB
Energi Forum Sesi 1
Foto: detikcom/ Agung Pambudhy
Jakarta -

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan Indonesia dapat keluar dari perangkap negara pendapatan menengah menuju negara maju. Salah satunya, dengan hilirisasi.

Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Julian Ambassadur menilai hilirisasi tidak hanya sekadar realisasi, tapi juga menjadi sebuah ide brillian atau game changer. Menurut dia, hilirisasi bisa jadi modal Indonesia keluar dari status negara pendapatan menengah.

"Hilirisasi menurut saya tidak hanya realisasi tapi game changer bagaimana kita bisa kompak dari masyarakat yang pendapatannya middle income untuk jadi masyarakat maju. Sejauh ini jalan keluar kita untuk menjadi negara maju melalui hilirisasi," kata Julian dalam detikcom Energi Forum: Kesiapan Indonesia Menuju Swasembada Energi yang dipersembahkan detikcom bersama Komisi XII DPR, dan didukung SKK Migas, PT Pertamina Hulu Energi, dan ANTAM di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Selasa (11/3/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Julian menilai dengan pengoptimalan sumber daya alam (SDA) membuka peluang lapangan pekerjaan, pengembangan teknologi, hingga meningkatkan pendapatan masyarakat. Dia menyebut pengembangan industri hilirisasi di Indonesia sangat besar.

Saat ini, industri hilirisasi baru sampai tahap ekstraktif, yakni bahan baku menjadi bahan setengah jadi. Memang ada tantangan yang harus dihadapi, seperti mengembangkan bahan-bahan logam dasar tersebut menjadi bahan manufaktur dan pabrikasi sehingga menjadi bahan siap pakai.

ADVERTISEMENT

"Tantangan kita berikutnya bagaimana mengembangkan bahan logam dasar ini menjadi bahan manufaktur dan pabrikasi sampai bahan siap pakai. Ini masih peluang juga cukup besar sekali. Kita nomor satu di cadangan nikel, 1 di timah, 4 di bauksit, 7 di batubara. Kemudian kita 9 untuk tembaga, 8 untuk emas. Jumlah SDA kita cukup banyak," jelas Julian.

Julian menerangkan Indonesia baru berhasil mengoptimalkan timah menjadi bahan jadi 100%. Sementara, nikel baru mencapai 50-60%.

"Sedangkan bauksit kita baru alumina. Dari total RKAP kita 70 juta ton baru terserap 15 juta ton banyak sekali peluang yang kita bangun dari industri hilirisasi ini dan jauh sangat realistis bisa ditingkatkan kembali," imbuh Julian.

(kil/kil)

Hide Ads