Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menjelaskan soal rencana pembangunan kilang minyak baru berkapasitas 1 juta barel per hari. Pembangunan kilang nantinya bakal melibatkan PT Pertamina (Persero).
Yuliot mengatakan, Pertamina bakal melakukan kerja sama dengan investor lewat skema joint venture atau skema perusahaan patungan. Adapun kilang tersebut nantinya bakal tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
"Ini untuk investor kita akan konsolidasikan. Jadi bisa dalam bentuk joint venture dengan Pertamina," ujarnya di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Jumat (14/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soal keterlibatan investor, Yuliot membuka peluang bagi pengusaha dalam negeri dan asing untuk ikut terlibat. Hanya saja hal itu perlu mempertimbangkan kondisi yang ada.
"Ini kan joint venture, jadi apakah ada badan usaha negeri atau ini nanti dari luar, ya tergantung bagaimana kondisi yang ada. Jadi, sehingga seluruh kilang itu bisa terbangun," bebernya.
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan pembangunan kilang sejalan dengan kebijakan Presiden Prabowo Subianto dalam mendorong program hilirisasi sebagai strategi utama memperkuat ketahanan energi nasional.
"Tadi kami melakukan rapat untuk membahas implementasi teknis di mana salah satu yang kami bahas adalah fokus pada refinery yang tadinya kita akan bangun kurang lebih sekitar 500 ribu barel, karena kita impor sekitar 1 juta barel per day, tadi ada terjadi perubahan akan kita bangun nanti 1 juta barel," kata Bahlil saat ditemui wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (10/3/2025).
Bahlil mengatakan sejauh ini terdapat 16 titik calon lokasi tempat kilang minyak baru tersebut kemungkinan akan dibangun. Semisal di wilayah Pulau Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Maluku hingga Papua.
(ily/fdl)