Vale Kebut Proyek Smelter Nikel di Sulawesi, Rampung 2026-2027

Vale Kebut Proyek Smelter Nikel di Sulawesi, Rampung 2026-2027

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Selasa, 18 Mar 2025 22:30 WIB
Empat unik kendaraan menumpahkan slag nikel di areal pembuangan milik PT Vale Indonesia Tbk di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Jumat (28/7/2023). Smelter PT VALE Indonesia Tbk di Kabupaten Luwu Timur mampu memproduksi kurang lebih 240 ton nikel per hari dan saat ini sedang menggarap tiga proyek besar smelter di tiga lokasi yaitu Sorowako, Bahodopi dan Pomalaa dengan total investasi sekitar Rp134,3 triliun. ANTARA FOTO/jojon/Spt.
Ilustrasi smelter.Foto: ANTARA FOTO/JOJON
Jakarta -

PT Vale Indonesia Tbk menargetkan pembangunan tiga proyek smelter di Sulawesi bisa lebih cepat. Dua proyek ditargetkan rampung pada 2026, dan satu lagi pada 2027.

"Official, formalnya masih ditaruh di 2027, tapi target internal kita kalau bisa di 2026 lah. Lebih cepat lebih baik kan, lebih menghasilkan kan," kata Presiden Direktur PT Vale Indonesia, Febriany Eddy, dalam acara buka puasa bersama PT Vale Indonesia, Selasa (18/3/2025).

Febriany menjelaskan untuk proyek nikel pertama terletak di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Proyek tambang dan pembuatan smelter nikel di kawasan ini merupakan hasil kerja sama dengan Ford Motor Company dari USA dam Huayou Metal Cobalt.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Proyek ini ditargetkan selesai di kuartal pertama 2026 dan smelternya pun akan rampung pada waktu yang sama. Saat ini pihaknya sedang memesan wadah kedap udara (autoclave) high-pressure acid leaching (HPAL) untuk memproses nikel hasil tambang.

"Progres sangat baik ya, terutama yang Pomala ini yang kerja sama Vale, Ford dan Huayou ya. Tahun lalu sekitar bulan Juli-Agustus itu perizinan-perizinan yang besar itu sudah dapat semua yang kunci, jadi bisa jalan lah," jelas Febriany.

ADVERTISEMENT

"Dua minggu yang lalu, tim teknis kita sudah ke China ya, ke manufaktur dari autoclave-nya dan sudah inspeksi. Jadi tiga dari lima autoclave sudah selesai konstruksi, sudah mulai siap mau di-ship ke Indonesia. Nah, duanya lagi sudah mau finishing," paparnya lagi.

Proyek smelter kedua berkapasitas 60 ribu ton HPAL di Bahodopi, Sulawesi Tengah, ia mengatakan sudah terbangun sejumlah fasilitas, termasuk pelabuhan. Proyek ini ditargetkan selesai di kuartal pertama 2026 dan smelternya pun akan rampung pada waktu yang sama.

"Jadi yang di Sulteng ini 60 ribu ton HPAL, yang kita sudah sepakat dengan partner kawasan industri ini akan benar-benar hijau, yang ramah lingkungan. Bahkan HPAL-nya itu akan didesain net zero dari day one," ucap Febriany.

Proyek ketiga, pembangunan smelter di area Sorowako, Sulawesi Selatan, direncanakan rampung 2027. Dibandingkan dengan dua proyek lain, pembangunan smelter ini merupakan yang terakhir diproses sehingga tidak bisa selesai 2026 seperti yang lain.

"Nah yang terakhir yang ketiga yang tadi itu di Sorowako, kalau yang itu kan memang paling akhir kan. Jadi dia memang perkembangannya tidak se-advance yang dua tadi. Tapi itu 2027 diupayakan selesai. Sekarang kita sedang mengejar dokumen-dokumen AMDAL-nya sih," paparnya.

"Jadi harapan kita kalau lancar semua di 2026 ini 2 pabrik ya, di Sulteng dan Sultenggara bisa selesai. Kita upayakan," tegasnya.

(hns/hns)

Hide Ads