Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif perdagangan sebesar 25% kepada negara mana pun yang membeli minyak dan gas (migas) dari Venezuela. Kebijakan ini dianggap sebagai balasan karena Venezuela telah memilih bermusuhan dengan AS.
"Setiap negara yang membeli minyak dan/atau gas dari Venezuela akan dipaksa untuk membayar tarif sebesar 25% kepada AS atas setiap perdagangan yang mereka lakukan dengan negara kami," kata Trump dikutip dari CNN, Rabu (26/3/2025).
Trump mengklaim Venezuela dengan sengaja mengirim penjahat ke negaranya dan mengganggu kebebasan warga yang selama ini dianut oleh AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai informasi, Venezuela adalah salah satu pemasok minyak paling banyak ke AS pada tahun lalu menurut data Departemen Perdagangan. Secara total, AS membeli minyak dan gas senilai US$ 5,6 miliar dari sana pada tahun 2024.
Ini terjadi setelah pemerintahan era Joe Biden mencabut sanksi terhadap minyak Venezuela pada tahun 2023, namun sanksi tersebut diberlakukan kembali pada April 2024. Minyak Venezuela terus mengalir ke AS meski sanksi diberlakukan kembali karena lisensi usaha patungan yang diberikan Chevron untuk memompa minyak di sana.
Lisensi tersebut awalnya akan dicabut pada 3 April 2025, namun setelah Trump bertemu dengan CEO Chevron Mike Wirth dan eksekutif minyak lainnya minggu lalu, Departemen Keuangan mengumumkan bahwa lisensi tersebut akan diperpanjang hingga 27 Mei 2025.
Pencabutan lisensi awal diajukan oleh pemerintahan Trump sebagai bentuk hukuman atas keengganan Venezuela untuk menerima migran yang dideportasi, yang dituduh sebagai bagian dari geng Tren de Aragua yang terkenal kejam.
Sejak itu, Venezuela telah mencapai kesepakatan untuk melanjutkan penerbangan repatriasi dari AS, menerima 200 orang yang dideportasi. Beberapa kerabat orang yang dideportasi mengungkapkan bahwa anggota keluarga mereka tidak terlibat dalam kegiatan kriminal apa pun.
Simak Video: Trump Resmi Teken Tarif Impor Tinggi Buat Meksiko, Kanada dan China