PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) berharap bisa mendapat pendanaan dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Pasalnya, sektor geothermal atau panas bumi cukup potensial untuk bisnis masa depan.
Sektor panas bumi yang selama ini dinilai butuh dana tinggi kini berubah sejak adanya berbagai insentif dari pemerintah.
"Dan lebih penting lagi yang selama ini commerciality dari proyek-proyek geothermal itu itu susah, naik tarif, sekarang sudah tidak. Karena tadi ada incentive yang sudah kita ingin kerjakan sama pemerintah, mulai dari risknya, mulai dari percepatan, mulai dari capex-nya, ini menjadi sangat strategic, apalagi base load. Contohnya PGE, harapannya ini akan dilirik oleh Bapak-bapak dari Danantara," ujar Direktur Utama Danantara Julfi Hadi dalam Media Briefing di Kawasan Jakarta Pusat, Rabu (26/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Julfi Danantara akan mencari investasi di proyek-proyek yang cukup bagus, salah satunya geothermal. Danantara, yang dipimpin Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani bakal mengelola aset lebih dari Rp 14 ribu triliun,
"Saya mungkin bicara dari opportunity dan filosofinya dulu ya, saya perkirakan bahwa Danantara akan mencari investasi di proyek-proyek yang bagus, geothermal ini fundamental bisnisnya sangat bagus," imbuhnya.
Sebagai informasi, PGE memiliki potensi panas bumi hingga 3 Gigawatt (GW) yang siap dikembangkan. Saat ini PGE mengelola 15 Wilayah Kerja Panas Bumi dengan kapasitas terpasang 672,5 MW.
PGE juga terus memperluas portofolio proyek panas bumi dengan mengembangkan berbagai Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) baru untuk terus meningkatkan kontribusi dalam mendukung target bauran energi nasional sebesar 23% energi baru dan terbarukan pada tahun 2025.
Perusahaan menyatakan optimistisme terhadap prospek pertumbuhan dengan rencana commissioning Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 2 berkapasitas 55 MW pada tahun ini.
Tambahan kapasitas ini tidak hanya memperkuat portofolio energi hijau PGE, tetapi juga berpotensi meningkatkan pendapatan dan daya saing dalam menghadapi permintaan energi bersih yang terus berkembang.
Secara kinerja, tahun 2024 PGE berhasil membukukan pendapatan sebesar US$ 407,12 juta meningkat dari US$ 406,29 juta pada tahun sebelumnya, seiring dengan meningkatnya permintaan energi bersih di Indonesia.
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian yang telah diaudit (audited) dan disampaikan kepada publik pada 25 Maret 2025, PGE mencatat laba bersih US$ 160,30 juta di tahun 2024. Meskipun mengalami sedikit penurunan dari US$ 163,57 juta di tahun sebelumnya, PGE tetap menjaga profitabilitas yang sehat, kas operasional yang kuat, serta efisiensi dalam pengelolaan biaya.
Simak juga Video 'Ada SBY-Jokowi di Danantara, Demokrat Yakin Datangkan Investasi yang Besar':
(ily/hns)