Jakarta masih dikelilingi industri yang menggunakan batu bara sebagai sumber energi. Kementerian Lingkungan Hidup (LH) mencatat ada lebih dari 1.000 unit tungku bakar dari pabrik-pabrik yang tersebar di 57 titik industri.
Menurut Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, pabrik-pabrik yang masih menggunakan batu bara berkontribusi atas pencemaran udara di Jakarta. Oleh karena itu Hanif menegaskan pihaknya terus melakukan pengawasan secara ketat terhadap industri.
"Paling tidak menurunkan dulu intensitas kegiatan pembakaran bahan bakar, batu bara terutama, yang disinyalir menjadi penyebab utama mutu kualitas udara turun drastis," ujar Hanif dalam konferensi pers Hari Kehati dan Hari Lingkungan Hidup Tahun 2025 di TMII, Jakarta, Kamis (22/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain menimbulkan polusi udara, pembakaran batu bara juga melepas merkuri yang berbahaya bagi kesehatan jika terhirup. Oleh karena itu Hanif berharap kawasan industri di wilayah Jabodetabek dapat mengurangi penggunaan batu bara dan beralih ke energi lain seperti gas.
Jika terealisasi maka bisa mengurangi angka polusi udara di Jakarta sebesar 15%. Namun dalam eksekusinya tentu butuh pembahasan jangka panjang dan berbagai kebijakan dari pemerintah.
"Seandainya bisa, maka boiler yang ada di Jabodetabek tidak boleh menggunakan bahan bakar dari batu bara, ini akan mengurangi drastis juga mungkin sekitar di angka 15% dari kualitas udara. Ini kalau kita serius, tapi tentu langkahnya perlu jangka panjang meng-engage supaya bahan bakarnya berubah dari batu bara menjadi gas, juga perlu banyak kebijakan," bebernya.
Hanif menyebut solusi untuk persoalan polusi udara Jakarta tidaklah mudah. Misalnya, jika pemerintah menurunkan hujan buatan maka kadar polusi udara dapat turun namun berpotensi menyebabkan banjir di daratan.
"Kita melakukan modifikasi cuaca, hanya dengan cara itu maka polusi udara akan turun. Namun memang di Jakarta memang tidak sederhana. Kita turunkan hujan, akan banjir. Tidak diturunkan hujan, kualitas udara yang terganggu. Jadi ini langkah yang harus kita cermati secara teknikal," terang Hanif.
Selain batu bara, tercatat sekitar 35% polusi udara di Jakarta berasal dari BBM yang dipakai oleh alat transportasi. Hanif menyebut polusi udara sangat merugikan kesehatan masyarakat, terlebih biaya yang harus dikeluarkan pemerintah untuk membantu mengatasi persoalan itu juga cukup besar.
Simak juga Video 'Hilirisasi Sektor Minerba Memberikan Efek Nyata Ekonomi Indonesia':