Terkuak Alasan Pemerintah Pengin Bikin LPG 3 Kg Jadi Satu Harga

Terkuak Alasan Pemerintah Pengin Bikin LPG 3 Kg Jadi Satu Harga

Ilyas Fadilah - detikFinance
Sabtu, 05 Jul 2025 22:48 WIB
Warga membawa gas elpiji 3 kilogram yang dibeli saat operasi pasar dalam rangkaian Gerakan Pangan Murah di kawasan Tugu Keris Siginjai, Kota Baru, Jambi, Rabu (19/3/2025). Penjualan gas elpiji 3 kilogram dengan harga Rp17 ribu per tabung per satu KK tersebut diserbu warga karena jauh lebih murah dibanding harga jual gas di tingkat pengecer atau warung yang mencapai Rp45 ribu per tabung. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/tom.
Konsumen LPG 3 Kg.Foto: ANTARA FOTO/BUDI CANDRA SETYA
Jakarta -

Pemerintah mengkaji satu harga Liqufied Petroleum Gas atau LPG 3 Kg. Kebijakan ini dirancang agar mulai 2026 harga tabung LPG subsidi menjadi lebih terjangkau, merata, dan berkeadilan sekaligus menutup celah distribusi yang memicu lonjakan harga di lapangan.

Usulan satu harga ini disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia saat Rapat Kerja bersama Komisi XII DPR pada Rabu (2/7).

Bahlil menjelaskan regulasi yang tengah disusun adalah revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 104 Tahun 2007 dan Perpres Nomor 38 Tahun 2019 terkait penyediaan, pendistribusian dan penetapan harga LPG tertentu (LPG 3 kg).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Revisi beleid tersebut untuk mewujudkan energi berkeadilan dan perbaikan tata kelola serta meningkatkan jaminan ketersediaan dan distribusi LPG tertentu di dalam negeri untuk rumah tangga sasaran, usaha mikro sasaran, nelayan sasaran, dan petani sasaran. Selain itu, regulasi tersebut akan mengatur secara komprehensif mekanisme penetapan satu harga berdasarkan biaya logistik.

"Kami akan mengubah beberapa metode agar kebocoran ini tidak terjadi, termasuk harga yang selama ini diberikan kepada daerah. Kita dalam pembahasan Perpres, kita tentukan saja satu harga supaya jangan ada gerakan tambahan di bawah," terang Bahlil dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (5/7/2025).

ADVERTISEMENT

Jika LPG 3 Kg satu harga terwujud maka akan menyederhanakan rantai pasok dan memastikan subsidi tepat sasaran ke pengguna yang berhak menerima LPG.

Dengan begitu harga di konsumen akhir tidak lagi bervariasi dan secara berlebihan antarwilayah, serta sesuai dengan alokasi yang ditetapkan pemerintah, yaitu jumlah konsumsi per pengguna.

Seperti BBM Satu Harga

Sebagai informasi, hasil temuan di lapangan, harga eceran tertinggi (HET) yang sudah ditentukan berkisar antara Rp16.000-Rp19.000 per tabung seringkali bisa mencapai Rp50.000. Hal ini memicu pemerintah mentranformasi tata kelola LPG 3 Kg.

Salah satu faktor utama adalah adanya ketidakseimbangan antara anggaran subsidi yang disediakan negara dengan realisasi di lapangan bahkan membuka celah kebocoran kuota dan rantai pasok yang panjang. "Kalau harganya dinaikkan terus, antara harapan negara dengan apa

Wakil Menteri ESDM Yuliot menambahkan model penyeragaman LPG 3 Kg satu harga ini akan mereplikasi implementasi program Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga. Mekanisme ini diharapkan mampu menyamakan harga di tingkat konsumen akhir, sekaligus meminimalkan praktik penjualan di atas HET.

"Itu nanti untuk setiap provinsi, jadi ditetapkan itu satu harganya. Jadi nanti akan kita evaluasi untuk setiap provinsi," tutur Yuliot.

Selain itu, transformasi subsidi LPG 3 kg menjadi berbasis penerima manfaat turut menjadi fokus utama. Pelaksanaan transformasi ini akan dilakukan dengan mempertimbangkan kesiapan data, infrastruktur, serta kondisi sosial dan ekonomi masyarakat.

(hns/hns)

Hide Ads